20080903

The Mist (Stephen King)


Fear Changes Everything, demikian tagline di poster film The Mist, diangkat dari cerita karya Stephen King, yang dikenal Raja cerita ketegangan dan kengerian.
.
Di film ini memang betul-betul ditunjukkan bahwa perasaan takut yang amat sangat dan bertambah, dapat mengubah keyakinan dan sikap dan tindakan manusia.
.
Film ini menjadi menarik karena dengan adonan cerita kengerian/terror/horror namun menjadi penyajian perilaku manusia dalam situasi bencana (istilah keren psikologinya: human behavior in disaster).
.
Film ini menarik untuk dibahas secara psikologi sosial. Cerita film ini mengingatkan pada chapter-chapter di buku Psikologi Sosial, dalam bahasan social behaviour in conflict and disaster.
.
Tentacles dalam Kabut
.
Film diawali dengan bencana badai dahsyat, yang memporakporandakan rumah dan menumbangkan pohon serta membuat kacau balau bangunan fisik di kota kecil Bridgton. Pagi harinya ketika badai sudah reda, penduduk pergi ke pusat kota, antara lain untuk membeli perlengkapan untuk memperbaiki kerusakan, dan perbekalan untuk antisipasi cuaca buruk lagi, dengan kemungkinan terjebak dalam badai besar lagi.
.
Badai dahsyat itu memang sudah reda. Namun ketika badai berlalu, datanglah kabut sangat pekat, yang bergulung-gulung, bergumpal-gumpal, menggulung semua makhluk yang dilewatinya. "Ada sesuatu, entah mahluk apa dalam kabut itu, yang memakan siapa pun yang masuk ke dalam kabut itu," demikian informasi awal dari seorang penduduk yang menjadi saksi pertama kengerian yang dibawa oleh kabut itu.
.
Ternyata, kabut pekat itu adalah dampak dari kerusakan suatu proyek percobaan oleh instansi militer, yang mengakibatkan terjadinya mahluk mutan yang sangat mengerikan. Ada mahluk-mahluk monster antara lain burung besar menyerupai burung naga; nyamuk raksasa, belalang raksasa, dan mahluk menyerupai banteng raksasa. Semuanya itu predator yang memangsa mahluk hidup lainnya, termasuk manusia yang terlihatnya.
.
Monster pertama yang muncul adalah mahluk yang disebut tentacles, berwujud seperti gurita raksasa, yang sulur-sulurnya dapat membelit dan menarik manusia, lalu dimangsanya. Korban pertama tewas dimangsa, akibat ketidakpercayaan dan menyepelekan peringatan akan adanya mahluk buas berbahaya ini. Korban-korban berikutnya juga berjatuhan, akibat menyepelekan warning dari orang lainnya, bahwa mahluk monster itu benar-benar ada di dalam kabut pekat itu, dan bukanlah bualan, atau halusinasi akibat stress tertimpa bencana kabut yang mengerikan itu.
.
Human Behavior in Disaster
.
Sejumlah orang yang saat itu pergi ke supermarket di kota itu, akhirnya terjebak terkurung di dalam supermarket itu. Film ini dengan sangat baik, menyuguhkan dinamika kengerian, ketakutan, ketidakpastian, kegelapan info, dan konflik yang bergesekan antar orang-orang yang sama-sama mengalami terjebak terkurung di supermarket itu.
.
Film ini mem-fokuskan perhatian penonton pada perilaku orang-orang yang saat itu berada bersama-sama di suatu tempat terisolasi, bersama-sama menghadapi bencana, yang mereka sendiri tidak tahu betul kengerian apa yang sebetulnya mereka hadapi.
.
Stephen King meramu konflik antar manusia di bawah tekanan kengerian bencana alam dan ancaman monster yang mematikan. Konflik pertama, dimunculkan dengan dendam-dendam pribadi yang belum terselesaikan, sehingga ketika ada satu pihak yang mencoba mengingatkan bahaya yang diketahuinya memang ada dan benar, namun pihak lain malah merasa tersinggung dan dilecehkan akal sehatnya, karena merasa ditakuti-takuti dengan cerita kebohongan yang dibuat-buat.
.
Fanatisme Agama
.
Konflik berikutnya, dimunculkan dengan perbedaan persepsi dalam menyikapi dan menerima keadaan bahaya dan malapetaka yang dihadapi. Ada satu tokoh, Mrs. Charmody, yang adalah seorang yang fanatik terhadap ajaran agama, yang menganggap bahwa malapetaka itu adalah hukuman dari Tuhan, dan awal dari Kiamat. Sementara, orang lainnya berusaha rasional, malapetaka ini harus diketahui apa sebenarnya yang terjadi, dan bagaimana mengatasinya.
.
Mrs. Charmody maksudnya memang baik, mengingatkan manusia pada Tuhan, namun tampaknya kebablasan, karena ia malah terjebak dalam fanatisme yang malah menganggap dirinya adalah "utusan" dari Tuhan. Mrs. Charmody dengan persepsinya sendiri, terus menerus menafsirkan isi Alkitab yang dibacanya, yang lalu dikotbahkan pada orang-orang lainnya.
.
Di tengah keputusasaan, kengerian, dan ketidakjelasan serta ketidakpastian apa yang sedang dialalmi, dan kapan berakhirnya bencana itu, sebagian orang mulai terpengaruh, dan terjebak dalam fanatisme dan penafsiran sesat dari apa yang dikotbahkan oleh Mrs. Charmody. Bahkan, pada perkembangannya, Mrs. Charmody dapat mempengaruhi orang hingga nyaris mereka yang pro bahwa bencana itu adalah hukuman dari Tuhan nyaris bergerak untuk membunuhi orang-orang yang mencoba rasional menyikapi dan mencari solusi mengatasi bencana itu.
.
Fanatisme agama Mrs. Charmody meniupkan doktrin bahwa rasionalisme adalah kesombongan yang membuat Tuhan murka, sehingga bencana datang, dan minta pengorbanan yaitu harus ada darah yang ditumpahkan sebagai korbannya...
.
Keputusasaan ...
.
Kengerian dan keputusasaan... Kengerian yang tak berujung... dan masalah yang tak terlihat jalan keluarnya... menimbulkan keputusasaan..... Ending film ini dibuat cukup miris ..... Alhasil, lima orang berusaha untuk keluar dari situasi bencana itu.... Mereka naik mobil tertutup untuk menembus kabut pekat... terus berjalan dengan harapan dapat sampai pada tempat di mana bebas dari liputan kabut .....
.
Mereka terus berjalan.. hingga bensin habis tak tersisa... hingga kendaraan yang mereka naiki sudah berhenti sama sekali... tak bisa bergerak lagi..... Sementara di luar masih kabut pekat..... Sementara mereka melihat sendiri bahwa monster-monster predator tadi masih berkeliaran siap memangsa, dari balik kabut pekat ...............
.
Sampailah mereka pada titik di mana mereka tidak dapat berusaha lagi... Sampailah mereka pada titik tidak ada upaya lain yang mungkin dilakukan... tidak ada asa lagi..........
-
Satu-satunya pilihan yang dapat mereka lakukan adalah mengakhiri semuanya itu dengan mengakhiri hidup mereka sendiri....... Saat itu mereka berbekal satu pistol yang tujuannya tadi untuk berjaga-jaga melawan monster predator itu bila dibutuhkan....... Ketika si pemegang pistol mengeluarkan pistol itu.......... semua mereka langsung paham... dan mengerti ... dan setuju... bahwa satu-satunya pilihan cara yang mereka dapat lakukan untuk mengakhiri semuanya.. adalah dengan bunuh diri.......... dengan pistol itu.....
.
Mereka menghitung ada berapa peluru tersisa.... Ada empat peluru di dalam pistol itu.... Sementara mereka jumlahnya lima orang.... Artinya, peluru hanya cukup untuk mengakhiri nyawa empat orang..... Lalu satu orang, berkata, nanti saya akan pikirkan bagaimana caranya..... Lalu layar film menunjukkan empat kilatan api letusan pistol.......
.
Tinggallah satu orang (David) sendiri sekarang... masih di tengah bencana kabut pekat dan ancaman monster predator..... Dalam kengerian, keputusasaan, kesedihan, dan kepiluan melihat orang-orang terdekatnya sudah mati... termasuk Billy anaknya sendiri (sekitar 10 tahun) yang termasuk dalam empat orang tadi yang mesti ia tembak untuk mengakhiri semuanya itu....
.
Kepiluan... Confusion ..... Should Do or Not....
.
Dalam kepiluan dan keputusasaan, David hanya dapat bergerak ke luar mobil.. bersimpuh di sisi luar mobil... lalu berteriak pilu....... ia pasrah menyerahkan dirinya untuk dimangsa oleh predator... supaya dengan demikian berakhir juga masalah yang dihadapinya.....
.
Namun, apa yang terjadi kemudian, sungguh memilukan....dan miris.......... Di sela kabut pekat..... muncullah barisan tank-tank tentara, dan truk lapis baja tentara,... yang dikawal tentara bermasker gas, dan bersenjata lengkap untuk memusnahkan predator...... Tentara ini mengawal sejumlah penduduk yang selamat dan akan diungsikan ke tempat lain yang aman..........
.
Di antara pengungsi di dalam truk itu, David melihat seorang Ibu, yang ketika di dalam supermarket, ibu itu nekat untuk keluar dan kembali ke rumahnya untuk menyelamatkan anak-anaknya.... yang sementara tadi ketika di supermarket, semua orang melarangnya untuk pergi keluar dari supermarket, karena itu adalah langkah yang berbahaya.... karena riskan dimangsa predator...
.
David hanya bisa sesunggukan menangis pilu..... seandainya...seandainya.........
.
Tapi, bencana dan malapetaka memang menghadirkan jendela-jendela gelap, yang manusia tidak tahu pasti apakah they should go or not... what should do or not.........

No comments:

Post a Comment

How About You? Wanna Share Your Mind/Experience? Just feel free to write down here :