20080830

Warung Jeje with 24 Hours Free Wireless Net :)

Dining & Surfing

... Tersedia tempat makan yang makanan minumannya lumayan OK, harga user friendly (dengan IDR 20K aja udah bisa makan minum ala lunch hotel. Serius!)

Yang paling menarik lagi.... Tersedia free internet wireless fidelity (Free internet hotspot Wi-Fi)... Yang serunya, kita dikasih langsung password untuk masuk jaringan wireless net nya.

Jadi gak perlu pakai log in name dan password lagi seperti kalo kita log in free hotspot di public space lainnya (mall, foodcourt, etc) yang kita mesti minta log in name dan password, yg biasanya hanya valid 1-2 jam).

Jadi di Warung Jeje ini kita connect ke wireless net nya seperti kalo kita connect ke wireless net di kantor gitu deh.... (yang cuma butuh masukkan password ketika pertama kali connect, setelah itu tiap kali kita masuk ke hotspot sini, wifi udah detected dan connected).
Tempat ini juga buka 24 jam. Makanan minuman juga tersedia 24 jam. So, akses internetnya juga available free, no additional charge, 24 hours/ 7 days a week! Terus, colokan kabel juga ada. Kurang apalagi, coba :) :)

Yang paling penting juga.... servis di sini juga top banget. Waiters nya ramah, hospitality nya top banget... betul-betul customer satisfaction oriented... Betul-betul user-friendly. Lebih dari Nokia! Ibaratnya, kita minta hati, dikasih jantung sekalian. Serius! :)


Disclaimer: Sebelum Anda menduga bahwa saya Tim Sukses Warung Jeje, saya perlu info juga bahwa saya hanya customer saja, gak punya hubungan apa pun dengan pemilik atau waitersnya, hanya sekedar hubungan customer aja... :)

Tapi tempat ini OK juga.... , secara hari begini ternyata masih ada tempat yang memberikan produk, jasa, dan pelayanan yang customer satisfaction, tanpa minta charge yang berlebihan.......
So..... let's go to Warung Jeje :)
Lokasinya di Jl. Muwardi, Grogol, tepat di seberang pasar Muwardi. sorrounded areanya: dekat Grogol Muwardi-Susilo-Kyai Tapa-Sumber Waras-Kampus Untar-Citraland.. Lokasinya jauh dari lokasi Anda ? Hhmm.... masih Jakarta juga kan, anyway? :) :) :)




Warung Jeje ini juga termasuk dalam networkinghttp://www.restodb.com

Warung Jeje juga salah satu pick up point untuk beberapa majalah/buletin life style, seperti: Free!Magazine

20080828

Love Changes Everything


Love, Love changes everything:
Hands and faces, Earth and sky,
Love, Love changes everything:
How you live and how you die

Love can make the summer fly,
Or a night seem like a lifetime.
Yes, Love, Love changes everything:
Now I tremble at your name.
Nothing in the World will ever be the same!
Love, Love changes everything:
Days are longer, words mean more.
Love, Love changes everything:
Pain is deeper than before.

Love will turn your world around,
And that world will last for ever.
Yes, Love, Love changes everything,
Brings you glory, brings you shame.
Nothing in the world will ever be the same!

Off into the world we go,
Planning futures, shaping years.
Love, bursts in, and suddenly
All our wisdom disappears.

Love makes fools of everyone:
All the rules we make are broken.
Yes, Love, Love changes everyone.
Live or perish in its flame.
Love will never, never let you be the same!

-----------------------
From Musical "ASPECTS OF LOVE"
Composed by ANDREW LLOYD WEBBER

20080824

Today's Dialog

DI TAXI
(termasuk juga di Taksi Burung Biru)
-

Sopir Taksi : Pagi Pak, ke mana kita ..
-
Saya : Mau ke Kuningan Pak, Plaza Great River
-
Sopir Taksi : Lewat mana Pak?
-
Saya : Hm... lewat mana ya Pak, yang gampang dan gak macet aja Pak ...

(Dalam hati: Duhh... situ yang sopir taksi, kok malah tanya saya jalannya lewat mana, yang mestinya tahu jalan kan situ, secara situ driver, dan saya bayar situ untuk antar saya... )

Artinya, penumpang taksi apa harus selalu tahu betul lokasi tempat tujuan dan rute jalan ke arah situ? Kadang kan kita sengaja naik taksi, minta diantar supir taksi ke tempat yang justru kita gak tahu itu lokasinya di mana, atau rute nya lewat mana...

Ya Gak... Ya Gak ... ? :) :)


=============================


DI BANK
(B-ank C-ape A-ntre)





Teller : Counter 10, silakan!

Saya : (Dalam hati) : Duh, harus pakai teriak ya Mbak?

Teller : Ada yang bisa dibantu?

Saya: (Dalam hati) : Ya, ada lah... Kalau gak, ngapain saya datang ke sini...

Teller : Mau setor ya Pak?

Saya: (Dalam hati) : Ya iya lah... Gak lihat Bu, saya udah kasihkan slip setoran dan duitnya?

Gubrak ....
Keramahtamahan publik yang kelebihan nih......


===========================

20080819

Aug 17 Sunny Day


Hujan Agustus. Apakah Anda yang di Jakarta juga memperhatikan bahwa di hari-hari di pekan kedua di bulan Agustus, biasanya dalam beberapa hari cuaca berawan mendung, lalu beberapa kali turun hujan? Padahal masih bulan Agustus, masih musim kemarau? Biasanya, itu terjadi di tanggal-tanggal sebelum 15 Agustus...


Mengapa demikian?

Saya kira... ini baru sebatas dugaan saya saja lho... belum ada pembuktian ilmiahnya...

Saya kira, pada hari-hari itu terjadi hujan, karena hujan-hujan itu "digeser" menjadi dimajukan jatuh hujannya, semua uap-uap air di langit di atas Jakarta, dikumpulkan, dan dikonsentrasikan pada hari-hari sebelum 15 Agustus. Sehingga tidak mengherankan apabila pada tanggal-tanggal itu sering terjadi hujan, di setiap tahunnya.

Mengapa terjadi begitu?

Konsentrasi hujan di awal-awal sebelum tanggal 15 Agustus... mungkin.... ditujukan supaya pada tanggal 17 Agustus, langit di atas Jakarta cerah ceria, biru terang, matahari bersinar, tiada hujan turun. Sehingga, upacara 17 Agustusan di Istana Merdeka, Jakarta, dapat berlangsung dengan lancar, tanpa turun hujan :)

Percaya tidak percaya?

Coba kita ingat-ingat, apakah Anda pernah melihat pada tayangan siaran langsung di TV (yang pasti ada di TVRI) pernahkah ada acara siaran langsung upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Negara, yang dicurahi hujan? Pernahkah Anda menyaksikan pasukan Paskibraka berpayung ? Belum pernah kan........

Kita simpulkan jawabannya yukk?

So....... saya kira..... penjelasannya ada dua hal:

(1) Pawang Hujan di Indonesia memang jago-jago....

(2) Negeri ini begitu terberkatinya, sehingga setiap kali hari peringatan Proklamasinya, kawasan Istana Merdeka, langit selalu biru cerah ceria....


Bagaimana menurut Anda ?

20080814

At the Heart of Crowne Plaza



Crowne Plaza Hotel @ Semanggi, Jakarta. Secara keseluruhan, hotel ini cukup memuaskan. Hotel bintang lima, yang cukup terjangkau untuk meeting package-nya. Rate room hotelnya memang masih terasa selangit, apalagi kalau bukan group/corporate rate.

Infrastructure. Secara fisik, gedung hotel ini kelihatannya bangunan lama yang sayangnya terkesan kurang maintenance, kurang perawatan dan pemolesan, sehingga kurang tampak "kinclong" untuk ukuran hotel bintang lima. Main lobby dan resepsion floor cukup lega, lapang, dan ceilingnya yang tinggi membuat suasana welcome and relax. Interior di foyer-foyernya sayangnya terasa lengang dan kosong, dan kurang kinclong :)

Function room nya cukup memuaskan juga, lighting bisa terang optimal, cerah, segar; table cover yang dipilih berwarna merah dan paduan kontras dengan kursi yang dibalut chair cover yang broken white, membuat suasana jadi cerah. "Ini warna khas Crowne, merah atau kecoklatan," kata seorang hotel operation personel di bagian banquet.






Customer service. Secara pelayanan, banquet sales dan reception cukup ramah, helpful, caring, walau sebetulnya masih dapat ditingkatkan lagi. Sales banquet managernya sangat ramah, dan cukup baik dalam hal customer satisfaction oriented. Banquet operational staff juga cukup sigap dan helpful.

Meals, food & beverage juga cukup memuaskan. Cafe Beranda, tempat yang nyaman untuk dinner dan lunch, membuat betah untuk duduk santap dan berbincang cukup lama. Walaupun penempatan stall tempat buffet nya di ujung ruangan, sehingga cukup merepotkan kalau mau tambah atau ambil makanan lainnya, karena jarak dari tempat kita duduk untuk mencapai tempat buffet table nya, bisa jadi kita mesti menempuh dari ujung ke ujung ruangan :) Jendela-jendela besar di tepi ruangan, yang membuka ke pepohonan kelapa, membuat view yang bagus, dan atmosfer yang relax.




Enjoy the Crowne Plaza

So... itu dulu review-nya. Enjoy the Crowne Plaza experience...
Grade 7 dari skala 10 rasanya cukup pantas ya, layak dapat bintang :)

Photos: at the Crowne Plaza Hotel, Semanggi, Jakarta

20080807

Twilight at The Manhattan


Manhattan Swimming Pool. Kolam renang di Hotel Manhattan, Jakarta, unik juga... Kesan pertama, lucu juga kelihatannya. Kolamnya itu terletak di lantai 8. (Terbayang kan, kolam di lantai delapan? :) Di lantai itu, ke luar ke teras, terletak kolamnya, yang tepinya itu langsung tepi gedung :) Jadi, seperti akuarium yang diletakkan di tepi meja :) :)
-
Tempatnya jadi menyenangkan juga, karena open sky :) Letaknya di atap gedung (bukan di atap puncak gedung, karena gedung hotel ini masih terdiri dari 38 lantai, jadi puncak gedungnya itu ada di lantai 39; ada apa ya di situ....? :)
-
Hotel Manhattan ini berlokasi di Jl Satrio, yang dikenal dengan daerah Casablanca, dekat Mal Ambassador, Mega Kuningan, dengan Hotel JW Marriot terletak agak sedikit jauh di seberangnya. So, pemandangan dari kolam renang Manhattan itu bagus, amazing, sejauh titik pandang mata pada jejeran gedung-gedung tinggi, yang ada di sekitar daerah itu (Kuningan, Sudirman, Gatot Subroto).
-
Yang membuat kolam ini jadi bagus adalah environment sekitarnya, sehingga view atau pemandangan dari tempat kita berada di sekitar kolam itu, memandang ke sekeliling, jadi bagus. You'd better take a look at that :)
-



Refreshing Place

Tempatnya tenang, tidak banyak orang yang berenang di situ, hanya sedikit member health center di situ, dan tamu hotel juga tidak banyak.
-
Kolam ini terletak di ketinggian lantai 8, dan di teras terbuka... jadi di kolam itu, kita bisa duduk duduk juga, atau baring-baring, atau berjemur; dengan diterpa angin segar, udara hangat, langit biru. So, energi chi yang bagus juga didapat: air yang bersih dan mengalir (tertiup angin dan jadi berombak kecil dan sebagian menghempas hingga melewati tepi kolam yang langsung berbatasan tepi gedung, jatuh ke luar kolam; mengalir karena ada aliran air yang masuk ke kolam, untuk menggantikan air yang tertumpah ke luar kolam); cahaya juga bagus karena out door dan open sky :)
-
Hanya kekurangannya adalah ukuran kolam yang memanjang namun cukup sempit, sehingga kalau ada 3 orang masuk kolam dan berenang dari ujung ke ujung kolam, itu rasanya juga sudah penuh kolamnya. Ada 5 orang masuk kolam bersamaan? Rasanya sudah crowded banget, karena lebar kolamnya hanya sekitar 3 meter. Panjang kolam sekitar 20 meter (kalau gak salah perkiraan ukuran :)



Suatu tempat yang bagus dan nyaman, untuk take a rest & relax, to refresh your self, among the workload, among the heavy duty crazy Jakart city :) :)

Kolam Manhattan ini jadi cukup sensasional juga, karena bisa kita rasakan berenang di atas ketinggian gedung-gedung di sekitar kita, sementara di bawah sana, denyut nadi kota yang hiruk pikuk...

Sane per aquam (SPA) = disembuhkan melalui air;
A good, comfort & pleasant refreshing therapetic.

Let's swim @ Manhattan :)

Foto-foto: Swimming Pool at the Manhattan Hotel, Jl. Prof. Satrio, Casablanca, Jakarta.
(N.B. Sorry, karena tadi sedang tidak bawa pocket digital kamera Olympus saya, jadinya tadi foto-fotonya hanya pakai kamera HP. Itu pun sudah menjelang hari gelap :)

Memoirs of Sheraton


What do you hope, is what do you get. Senangnya kalau kalimat itu selalu dapat terjadi dalam hidup. Tapi seperti kita tahu, tidak semua hal yang kita harapkan, kita inginkan, kita bayangkan, dapat kita dapatkan, kita alami, dan kita peroleh. That's Life. A Probability Theory.

So, how would you do, when you find nothing that you hope? "Berhenti Berharap", kalau menurut versi Sheila on 7; atau yang lebih klasik mendayu-dayu, "Tiada lagi yang kuharapkan, Tiada lagi yang kuinginkan..." yang versi Mayang Sari, yang sekarang kelihatannya masih kelelahan karena selalu menjadi incaran wartawan infotainment itu...


Memoirs of A Night in Sheraton

Saat-saat bermalam di Sheraton tempo hari, membuat saya mendapati hal-hal yang secara praktek, berbeda dengan ekspektansi yang sudah terlanjur terbentuk. Saya lalu jadi teringat hal-hal lain, --dari yang penting sampai tidak penting, termasuk yang penting gak penting pula-- :) Situasi-situasi lain, saat-saat di mana kita mendapati what we've got was not the same as what we've expected. Situasi-situasi di mana kita biasanya pasrah lalu berucap, "Ya sudahlah, apa boleh buat, keadaannya memang demikian....."
-
Ketika ada ekspektansi yang tidak sesuai dengan realitas, bila berlarut-larut biasanya kita akan tiba di ujungnya pada suatu titik di mana kita rasanya jadi belajar untuk tahu kapan berhenti untuk berharap. Kita jadi mengamini kalimat lagu Mayang, "tiada lagi yang kuharapkan, tiada lagi yang kuinginkan..." Ini mengingatkan pada postingan di blog ini juga beberapa waktu lalu, "when enough is enough... kalau pun hidup itu samudera, kita tahu batasnya; kalau pun hidup itu lautan, kita tahu dasarnya, kalau pun hidup itu langit, kita tahu batas cakrawalanya...."

Harapan-harapan di awal, yang terlanjur muncul sebagai bayangan tentang apa yang akan dijumpai, didapatkan, dialami di Sheraton, yang ternyata ya biasa-biasa saja... :) yang ternyata ya begitulah keadaannya, take it or leave it.... membuat saya pada saat itu tiba pada kesadaran itu....bahwa hidup memang tidak selalu merealisasikan bayangan-bayangan harapan. Berbagai kemungkinan memang dapat terjadi, namun semua ada batasannya, mana yang real, mana yang obsesi, mana yang ilusi :)

Lesson from Memoirs of Geisha the Movie

Apalagi, pada malam itu, ketika saya ternyata mendapati diri tertidur seorang diri di ranjang kamar 1207 Sheraton Media Hotel --karena rekan kantor yang sedianya hari itu sharing room with me, tidak jadi bermalam di hotel, dan tidak sempat memberitahu-- saya terbangun dan mendapati di TV yang masih menyala, malam itu kebetulan sedang menayangkan film Memoirs of a Geisha, dari layar HBO.

Film itu saya sudah nonton di bioskop beberapa masa silam. Film yang cukup memorable juga... waktu itu saya menonton film itu bersama seorang teman yang waktu itu cukup dekat, tapi sayangnya sekarang dia sudah menghilang, bahkan tampaknya dia sudah tidak mau juga untuk bicara lagi, atau bertukar kabar.... Hiks... this one still make me sad, sometimes ...

Entah kebetulan, entah memang malam itu saya "ditakdirkan" untuk sadar dan belajar tentang harapan dan realitas... di film Memoirs of Geisha itu, ada dialog-dialog yang pas betul ... Dituturkan di bagian hampir ending film, tentang tokoh di film itu, di mana "realitas" bagi mereka adalah kondisi di mana mereka "tidak boleh berharap, tidak boleh punya harapan to love and to be loved, semacam-semacam itu...." Tentu itu versi konteks cerita di film itu.... Tapi yang mau saya katakan di sini, hal-hal semacam itu seringkali kita jadikan "penghiburan" diri, ketika kita menemui bahwa realitas tidak sesuai dengan harapan... Kita menyerah di balik apa yang kita sebut dan yakini sebagai takdir... Menyalahkan pada garis tangan ...

Realistic, but still Optimistic (0r vice versa: Optimistic but still Realistic)

Menarik, kata-kata yang diucapkan oleh tokoh Sayuri (Zhang Zi-Yi) di film itu, tentang her romance with Mr Chairman, "Can you see.. that every steps I made, those made me closer to you...to reach you...." (dengan visualisasi Sayuri kecil melangkah agak berlari dengan bersemangat menyusuri koridor panjang berwarna cerah... --lihat gambar di bagian atas posting ini-- )


Life is Good, said LG Advertising. When there is hope, there is way.
Hope makes life possible, Faith makes life working, and Love makes life brighter and happy.

Then, I recall a song which questioned about "Do you know, what you're hoping for..."


Do You Know Where You're Going To?

Do you know where you're going to?
Do you like the things that life is showing you?
Where are you going to?
Do you know?

Do you get what you're hoping for?
When you look behind you there's no open door
What are you hoping for?
Do you know?

Once we were standing still in time
Chasing the fantasies that filled our minds
You knew how I loved you, but my spirit was free
Laughing at the questions that you once asked of me

Do you know where you're going to?
Do you like the things that life is showing you?
Where are you going to?
Do you know?

Now looking back at all we've had
We let so many dreams just slip through our hands
Why must we wait so long before we see
How sad the answers to those questions can be?

Do you know where you're going to?
Do you like the things that life is showing you?
Where are you going to?
Do you know?

Do you get what you're hoping for?
When you look behind you there's no open door
What are you hoping for?
Do you know?

(Song performance by Diana Ross)
Foto: Memoirs of A Geisha; Columbia Pictures.

20080805

Sheraton Belong


Obssessed. Masih ingat 2121? Eh bukan.. Sori. Maksud saya, masih ingat tulisan di posting ini, yang saya cerita tentang kunjungan ke Taman Prasasti. Yang di situ terungkap bahwa kunjungan saya ke situ, yang jadi menggebu-gebu, atas nama budi baik mengantar teman ke situ, sebetulnya jauh di baliknya, ada motivasi pribadi, memenuhi obsesi yang berkaitan dengan my favorite things, yaitu karena info tentang taman prasasti yang adalah taman makam dengan patung-patung monumental ala Baroq yang mengingatkan pada visualisasi di film Phantom of The Opera, yang nota bene adalah my most favorite movie ever after :)

Sheraton

Kejadian seperti itu baru-baru ini berulang lagi. Kali ini obyek nya bukan Taman, tapi Hotel. Sheraton Media Hotel. Letaknya di Jl. Gunung Sahari Jakarta. Karena ada teman cukup dekat yang ber-afiliasi dengan Sheraton, tapi di kota lain, jadinya entah kenapa, saya cukup penasaran dengan Sheraton-Starwood, yang nota bene adalah jaringan hotel bintang lima.

So, sepertinya saya memang termasuk orang yang kalau punya keingintahuan, atau keinginan, atau rasa penasaran yang menjadi obsesi yang jadi kepikiran terus kalau belum terpenuhi keingintahuan atau penasaran itu.... Demikian pula dengan Sheraton.

So...singkat kata....beberapa waktu belum lama ini, secara kebetulan, kami di kantor ada acara yang bertempat di Sheraton Media Hotel, Gunung Sahari Jakarta. So, technically speaking, artinya kan sesuatu yang pernah jadi rasa penasaran buat saya, kemarin ini terpenuhi. So, what did I see and find in Sheraton ?

Ternyata..... ya biasa saja... :) Sheraton managed by Starwood, memang bintang lima. Tapi di Sheraton Media, ada beberapa hal yang tidak sebintang lima predikatnya :) Tentang ini, untuk detilnya, saya setuju dengan apa yang ditulis oleh seseorang (entah siapa, saya tidak kenal) dalam review tentang hotel, terutama di paragraf : "The hotel is a shame to the Starwood name and completely shatters any impression on so called 5 star hotels. The staff were polite and eager to please. They deserve a better place to work." (Lengkapnya silakan klik di: http://www.tripadvisor.com/ShowUserReviews-g294229-d301782-r5332849-Sheraton_Media_Hotel_And_Towers-Jakarta_Java.html
-

It's Not Bad, It's Just Not Fit/Match

Tapi pendapat saya sih tidak sekejam orang itu yang sampai menuliskan banyak kritik di reviewnya. Dalam banyak hal, di Sheraton Media dapat kita temukan hal-hal baik pula. Kalau menurut penglihatan dan pengalaman saya tempo hari, fasilitas public service nya baik, untuk ukuran bintang lima. Namun, mungkin untuk pengalaman kami, hal-hal baik yang kami dapati di situ tidak pas dengan kebutuhan kami. Ibaratnya, mungkin seperti gadis yang berharap jumpa Tom Cruise, tapi malah berjumpa Andy Lau :)

Unconscious Obssession

Seperti pengalaman waktu ke Taman Prasasti, setelah moment itu, saya baru tersadar mengapa ada hal lain yang membuat saya terdorong ingin juga Being There. Ternyata deep down in my unconscious mind, ada personal things yang membuat saya eager to go to Sheraton Media Gunung Sahari.

Saya baru tersadar kemudian, ketika memasuki area wilayah hotel itu. Daerah Gunung Sahari itu adalah akses ke daerah Industri, daerah Rajawali, daerah Pademangan. That are my hometown. Dulu masa kecil saya sampai dengan SMP, saya dibesarkan di daerah itu. Pertigaan tempat di mana Hotel Sheraton Media berada, adalah daerah Jembatan Merah. (Setahu saya dari dulu di situ tidak ada jembatannya... :) Yang saya tahu juga sekarang, Jembatan Merah itu adanya di Surabaya ya? :) :) yang lebih historis :)

Jembatan Merah ini, mengandung memorabilia historis. Duluuu....sewaktu saya masih kecil, dan tinggal di daerah Pademangan itu, kalau kami harus bepergian ke tempat yang lebih jauh di Jakarta (misalnya ke daerah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat) itu kami akses keluar dari Pademangan adalah melewati daerah Jembatan Merah itu. Selewat dari daerah itu, masuk ke Jalan Raya Gunung Sahari, itu artinya kami sudah melewati "batas psikologis" ke Jalan Raya, ke Kota Besar. Duluuu, bis umum belum ada yang masuk sampai ke Pademangan. Batasnya adalah Jalan Gunung Sahari itu, atau paling mentok, ke daerah Rajawali, daerah tapal batas ke Pademangan :)

My Memory of Childhood
-
Kenangan-kenangan masa kecil, ketika saya sering ikut ayah saya pergi ke tempat-tempat yang ayah mengajak saya. Di keluarga saya, ayah saya bisa dibilang paling sering mengajak saya untuk menemani beliau pergi-pergi. Dulu itu ayah memboncengi saya di sepeda motornya. Saya teringat bahwa dulu itu, rasanya, tempat di dunia ini yang paling teraman dan ternyaman adalah di belakang punggung ayah (masih teringat ketika duduk di boncengan sepeda motor, di belakang punggung ayah ... ) :)

Our Memory...

Perhaps love is like the ocean
Full of conflict, full of pain
Like a fire when it's cold outside
Thunder when it rains

If I should live forever
And all my dreams come true
My memories of love will be of you .....

("Perhaps Love" Lyric, performed by John Denver)

(In gracious memories of my beloved Father who is now in Heaven)