Showing posts with label Reflection. Show all posts
Showing posts with label Reflection. Show all posts

20090113

Different Views


Just Another Words Fighting.

Outbox 1
From: AWK. 23.45. 12-Jan-09

Film yang tadi saya liat, bagussss. Tadinya kira cuma film kungfu modern gak jelas gitu. Tapi ternyata bagus. Yang nonton tadi juga banyak sih.. :)


Outbox 2
From: AWK. 23.48. 12-Jan-09

Oya, judul film nya IP Man. Aktornya Donnie Yen. Setting tahun 1936-1945. Tentang heroic, family, war, heritage, and human trait. Kasih nilai 8-9 deh. Kalo saya jadi juri Oscar, pasti saya pilih film ini dapat award juga :)





Inbox 1
From: HTH. 00.40. 13-Jan-09

Bukan bermaksud apa-2, tapi saya tidak mau membahas tentang film dengan orang yang hanya menilai kebagusan suatu film dari tata suara bioskop yang menggelegar dan terlebih dari orang yang mengganggap bahwa film sesempurna The Lord of The Rings hanya biasa aja. Bukannya apa-2, kelas dan selera kita berbeda. Jadi kalo kita membahas suatu film, pasti tidak akan menemukan benang merahnya. Itu juga alasan kenapa saya tidak pernah membaca review film lagi di Candi Sewu.

Outbox 3
From: AWK. 01.37. 13-Jan-09

Kalimat kamu tadi keras dan tajam juga ya.. I was just sharing my points of view.. I did not mean others should agree with me..


>>%&&%&%....*&%^%#@!%">$%^#%@%>>>%&&%&%....*&%^%#@!%^!


Gubrak juga yah....
HEHEHEHEE :)

Peace :)


-----------------------------
Pictures :

(1) Poster film IP Man, grabbed from www.21cineplex.com
(2) IP Man and family, starring by Donnie Yen, dkk. Grabbed from www.screen-power.com

20090104

Refleksi Tahun 2008-2009

Selamat Tahun Baru 2009. Perjalanan waktu telah membawa memasuki Tahun 2009, tahun yang baru. Hampir sepuluh tahun, kita telah memasuki Millenium Baru ini.
.
So, pergerakan waktu adalah empiris secara kita lihat pergantian hari siang dan malam ... Seperti kalimat yang tertulis di perikop pembuka di kitab sejarah religius tentang umat manusia (Kitab Kejadian Bab 1, tentang Kisah Penciptaan Bumi:
.
"...Maka jadilah pagi dan petang, hari pertama. .... Maka jadilah pagi dan petang, hari kedua. ... Maka jadilah pagi dan petang, hari ketiga. ... Maka jadilah pagi dan petang, hari ketujuh... Maka jadilah pagi dan petang, ... hari ini .... " (cf. Kejadian 1: 1-26)
.
Gracefully Farewell Tahun 2008
.
Mau tidak mau, kita harus dan telah meninggalkan tahun 2008. Puas tidak puas, Tahun 2008 sudah berlalu tinggal kenangan dalam lembaran perjalanan waktu di hidup kita. Susah senang, kecewa puas, harapan atau pun frustrasi, di tahun 2008 semua tinggal kerelaan kita untuk menerimanya. No way to back, so it would be better to have no regret. But we have forecoming year to move forward, so hope it shall be better for all of us.
.
Bagi saya pribadi, Tahun 2008 yang lalu, secara keseluruhan, dapat dikatakan berjalan dengan memuaskan, many positive things (beside the upset things, off course). Kalau saya evaluasi, tahun 2008 yang lalu, untuk saya pribadi dan keluarga, dapat kami lalui dengan baik. Dalam hal kesehatan, financial, mood & emotion, welfare, secara umum dapat kami syukuri dapat kami lalui dengan baik.
.
Secara kehidupan sosial, Tahun 2008 juga telah membawakan "hadiah-hadiah" nya untuk saya. Thanks God, I have had and met some of my good friends; and some new acquaintanceships that's really meaningful. And, most of them, I thank God, that in the ending months of 2008, I have met again, and re-find, and re-union with my significant one. Thanks to AHo for the nice friendship, and to AWi for the nice & impressive relationship. The days we have had were more than we deserved.
.
Thanks to Surya Agam, yang setia dan baik banget telah menjadi 'penasehat spiritual' saya yang sudah berjalan hampir satu dekade ini :), thanks for Alex Surya, Medan, yang juga menemani dalam melihat dan menyikapi hari-hari yang diberikan oleh Langit, thanks to Jojo, Batam, yang juga menemani melihat bintang di langit dan berjalan melewati pasir di bumi :) Thanks to Agus, Cun Leng, Steven yang sudah sabar dan baik banget dalam menemani melewati dan menyegarkan hari-hari yang keras di Djakarta :)
.
Thanks to Dinda, Lila, Mayang, Nawa, Benni, Endang, Aly, Pipit, Mb. Ita, dkk, dan semua rekan kerja di The Indonesian Institute; yang sudah menemani dan berjalan bersama dalam menyelesaikan tugas-tugas yang what we should do, and what we can do. Thanks untuk Mas Henry, Mb. Fimek, Pipit, Dyah, Mb. Wiwin, Mb. Leny, Mas Pur, dan semua rekan di DRSP USAID atas kesempatan dan kebersamaan dalam doing things for work.
.
Especially, Thanks to Dede Michael, yang sudah mengisi hari-hari di tengah keluarga kami di Depok Maharaja, you're the happiness of our family; and most of all, Thanks to My Family, to Mom, (alm.) Dad, also My Sister, and Brothers :)
.
2008 t0 2009
.
Kalau saya kilas balik lagi, tahun-tahun berangka-angka, yang sudah lewat-lewat... entah karena saya ini termasuk yang percaya Feng Shui, Luckyness, atau saya yang kebanyakan nonton film fairy tale Walt Disney ya... :) ; saya melihat 2000, 2004, 2008 dalam banyak hal telah menjadi "tahun-tahun keberuntungan" bagi saya :) .... many pleasant things, many surprise things.... (However, all of the years had been also bringing their each luckiness, for better or worst days, off course). So, maybe the next 2012 will be my impressive year also? Who knows .... :)
.
Namun demikian, 2008 telah kita tutup buku. Graceful farewell to the Year 0f 2008. Semua susah senang, manis pahit, pencapaian atau kegagalan, harapan atau frustrasi, downs and ups, semua sudah kita tutup buku di 2008, as per 31 Desember :) Seperti ada tertulis di Alkitab, "Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, janganlah ditambahkan lagi.... " dan, "Untuk segala sesuatu di muka bumi ini ada saatnya... " ---> this is the most favourite passage of me and Koh :)
.
Semua hal yang sudah saya alami di tahun 2008, senang maupun susah, ups maupun downs, itu semua adalah apa yang diberikan "Langit" kepada kita; so ... let's just faithfuly hoping and doing our best in 2009, and hope "Heaven" would give the best for us, too.....
.
Faithfully Welcoming 2009
.
So, welcome the Year of 2009. Hope the forecoming days will be merry and bright, as the Christmas Eve's Spirit that had been the beginning of a chronicle of the year. Setiap tahun, masing-masing tahun membawa harapan dan rejekinya masing-masing... Hope this 2009 year will be smooth, and we all have the adequacy to walk and make through the days....
.
.
So, Wishing You A Prosperous New Year !
.
"Pertolongan kita atas nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi".
(Mazmur 124:8)
----------------------
.
Firework Picture was taken from : www.botsu.blogspot.com ; via Image Google Search.

20081202

[Inspirative Story] Life


A Folk Story

Seorang pria mendatangi Sang Guru, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apa pun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati saja.
.
"Sang Guru tersenyum, "Oh, kamu sakit." "Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati." Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, Sang Guru meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu dinamakan Alergi Hidup."
.
Self Moratorium
.
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.
.
Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa, dan menderita.
.
Fatalistic
.
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku," kata Sang Guru. "Tidak Guru, tidak! Saya sudah betul-betul bosan. Saya tidak ingin hidup," pria itu menolak tawaran sang guru.
.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?" "Ya, memang saya sudah bosan hidup." "Baiklah, kalau begitu maumu. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok petang. Besok malam kau akan mati dengan tenang."
.
Giliran pria itu jadi bingung. Setiap guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat hidup. Yang satu ini aneh. Ia malah menawarkan racun. Tetapi karena ia memang sudah betul-betul jemu, ia menerimanya dengan senang hati. Sesampai di rumah, ia langsung menenggak setengah botol "obat" dari Sang Guru. Dan... ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.. . Begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir.
.
The Therapy
.
Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu. " Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya dan ia tergerak untuk melakukan jalan pagi. Pulang ke rumah setengah jam kemudian, ia melihat istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istri pun merasa aneh sekali. Selama ini, mungkin aku salah, "Maafkan aku, sayang."
.
Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap perbedaan pendapat. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang ke rumah petang itu, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pa, maafkan kami semua. Selama ini Papa selalu stress karena perilaku kami."
.
Reborn
.
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Seketika hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum? Ia mendatangi Sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, Sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok. Kau sudah sembuh Jika kau hidup dalam kekinian, jika kau hidup dengan kesadaran bahwa engkau bisa mati kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Hilangkan egomu, keangkuhanmu. Jadilah lembut, selembut air, dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah jalan menuju ketenangan. Itulah kunci kebahagiaan. "
.
Pria itu mengucapkan terima kasih, lalu pulang untuk mengulangi pengalaman sehari terakhirnya. Ia terus mengalir. Kini ia selalu hidup dengan kesadaran bahwa ia bisa mati kapan saja. Itulah sebabnya, ia selalu tenang, selalu bahagia!

Sumber : Dari Milis. Sumber Asli: Tidak Diketahui
Image : Yin & Yang

20081119

Kalimat Singkat di Buku Jadwal



Source: Milis Alumni Psikologi Atma Jaya (alumni_psikologi_atmajaya@yahoogroups.com)

From: Liza Marielly Djaprie taqionk@yahoo.com


Morning Routine. Pagi ini saya tiba di klinik dan mengecek jadwal saya di buku jadwal. Ketika sedang asyik mengecek jadwal saya untuk hari ini dan beberapa hari ke depan, mata saya terantuk kalimat kecil di bagian bawah kertas. Biasanya sih saya tidak memperhatikan, tetapi hari ini ga tahu kenapa tiba-tiba mata mengarah kesana saja gitu.

Jadi kan biasa tuh, kita lihat kalimat-kalimat singkat yang ditujukan untuk pencerahan, wake up call atau apapun lah namanya. Kalimat-kalimat seperti, ‘Gantungkan cita-citamu setinggi langit’ atau ‘Kegagalan adalah sukses yang tertunda’ atau kalimat-kalimat sejenis lainnya.

Nah, buku jadwal yang terdapat di resepsionis bagian pendaftaran klinik saya tuh di setiap bagian bawah kertasnya selalu tercetak kalimat-kalimat singkat seperti itu.

Yang terbaca oleh saya pagi ini adalah kalimat :
‘Manusia menjadi lengah ketika dia mulai memaafkan dirinya’

Heh???

Jujur awalnya saya kira saya salah baca, siapa tahu mata saya lagi siwer mungkin. Tapi baca dua kali, tiga kali (sampai empat kali malah mungkin) kok ya sama aja tuh kalimatnya.

Saya lalu berjalan masuk ruang praktek dengan mengeryitkan dahi.
Memaafkan…. Lengah….
Lengah…. Karena memaafkan…
Really??

Kok rasanya saya tidak setuju ya.

Buat saya malah orang yang bisa memaafkan dengan tulus (bukan hanya asal di mulut ya) justru orang-orang yang sadar dengan sepenuhnya atas segala hal yang terjadi dan sadar dengan besar hati untuk menerima, belajar dari apa yang telah terjadi.

Atau saya yang salah mengartikan kata ‘lengah’?

Nah!

To make it sure, saya trus jadi bolak-balik kamus bahasa Indonesia mencari si kata lengah.
Yang saya temukan :
Lengah : lalai, teledor, tak peduli, lemah.

Belum puas juga, saya pun buka kamus bahasa Inggris.
Lengah : careless, inattentive, neglectfullness, nonchalant.

Lah… Kalau begitu masa iya memaafkan bisa dikatakan sebagai sebuah keteledoran?
Masa iya memaafkan membuat kita jadi tidak peduli & apalagi… Menjadi lemah???

Waduh… buat saya ga banget tuch.

Memaafkan butuh hati yang kuat & bukan hati yang lemah.
Saya malah pernah baca : The man who can truly forgive, is the strongest of all.

Jujur saja, berapa banyak dari kehidupan kita, kita memutuskan untuk marah & ogah banget memaafkan.

Berapa ratus kali mungkin kita udah ngomong, “enak aja gw maapin, untungnya di dia dong!”? (kalo perlu pake tanda seru panjang buanget berjejer)

Berapa banyak sudah dalam hidup ini kita menyalahkan semua orang yang masih mungkin bisa untuk disalahkan atas segala kejadian-kejadian buruk yang terjadi dalam hidup kita?Berapa banyak kita merepet panjang pendek untuk semua hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan rencana & harapan yang ada?

Berapa banyak kita benar-benar dapat memaafkan???
Dengan tulus? Dengan ikhlas? Dengan penuh kesadaran untuk belajar dari semua hal yang telah terjadi??

Dulu saya pernah baca kalimat : To hold grudge in your heart is like biting a dog after the dog bite you.

He3x… Kalau dibayangkan lucu juga ya, andaikan kita digigit anjing, trus saking dendam & ga mau memaafkan si anjing, kita gigit balik dah itu anjing.
Tapi kalau dipikir lagi, bener toh, berapa ratus kali mungkin kita sudah prefer untuk ‘gigit balik si anjing’ daripada memaafkan dan melihat ‘kecelakaan’ yang terjadi yang sebagai bentuk belajar saja. Lain kali jangan dekat-dekat anjing gitu…

Jadi kok ya buat saya, untuk memaafkan justru membutuhkan kesadaran dari si individu ya.
Kesadaran

Kesadaran bahwa suatu hal yang berjalan tidak sesuai dengan harapan kita mah sesuatu yang normal dalam hidup ini.

Bahwa justru dari hal-hal yang terjadi di luar harapan kita itu, kita malah jadi sadar untuk belajar banyak.

Bahwa dengan sadar menerima hal-hal tersebut justru membuat kita menjadi individu yang ikhlas dan berani menjalani hidup.

Rasanya buat yang tidak terbiasa, memaafkan itu sebuah proses yang cukup sulit dan membutuhkan keberanian yang cukup besar.

Apalagi memaafkan diri sendiri.

Kita sudah sangat terbiasa mungkin being hard on ourselves.
We have to be ‘strong’ one!
Or so they say….

& akibatnya kita jadi tidak bisa fleksibel menerima kekurangan, kekhilafan & kealpaan kita.
Begitu salah dikit, kita biasanya langsung ngomong, “Bego amat sih gw. Dasar tolol!!”.
Trus seakan belum cukup rasanya ngomong kayak begitu ke diri sendiri, biasanya kesalahan itu bolak-balik di-rewind di memori kita.

Hiya loh…. Betul atau betul?

Jadi kalau saya telaah sekali lagi,
‘Manusia menjadi lengah ketika dia mulai memaafkan dirinya’

He3x… teteup tuh saya tidak setuju…

LiZA

___________________________________________


Ella Pratiwi :

Mbak Liiza, setelah saya membaca penjelasan Mbak ttg kalimat "Manusia menjadi lengah ketika dia mulai memaafkan dirinya", saya menangkap arti yang mungkin sedikit berbeda dengan yang Mbak jelaskan. ga pa pa kan, Mbak.... hehehe

Saya setuju bahwa memaafkan secara tulus akan membuat diri semua orang "menang" karena bisa berdamai dengan diri maupun orang lain. Namun, dari kalimat tersebut, saya menafsirkan bahwa memaafkan diri sendiri di sini maksudnya bukanlah memaafkan demi kedamaian dan atas nama ketulusan hati.

Menurut saya arti memaafkan diri sendiri dalam kalimat tersebut mungkin dimaksudkan agar kita tidak bersikap lembek terhadap diri sendiri sehingga kita mengabaikan kemungkinan atau kesempatan untuk berbuat lebih baik lagi. Dengan terus menerus bertoleransi terhadap kesalahan/kecerobohan (baca : kekurangan yang mampu kita perbaiki) maka dikhawatirkan kita akan menjadi stagnan dan kurang berkembang sesuai potensi diri yang kita miliki.

Misalnya, bila kita terus menerus menolerir (memaafkan) kecerobohan kita yang sering lupa mematikan api ketika memasak atau sekedar memanaskan makanan, maka tentu beresiko fatal yang mungkin menyebabkan kecelakaan bahkan kematian orang lain di rumah kita. atau misalnya sebagai psikolog kita mengabaikan kecerobohan atau kelemahan kita dalam menginterpretasi sebuah tes, tentu akan merugikan klien dan profesionalisme kita sebgai psikolog.

Bila kita 'aware' ttg kecenderungan atau kecerobohan kita itu, maka kita sebaiknya tidak memaafkan begitu saja kecerobohan itu dan menjadi lengah terhadap kemungkinan kecerobohan lain di kemudian hari, melainkan sebaiknya kita berusaha agar kecerobohan itu tidak dialami lagi sehingga pada akhirnya kita menjadi pribadi yang lebih baik. Bukankah kegagalan di masa lalu adalah guru terbaik untuk kesuksesan di masa depan?

hem, ini cuma share pendapat aja loh Mbak, semoga bisa saling melengkapi dengan penjelasan Mbak. karena memang sebuah kalimat tidak bila diinterpretasi dari 1 pandangan aja.... bisa ada beribu2 pendapat... dan gak harus ending dengan pernyataan setuju dari semua orang....

Oya, saya juga ingin menyampaikan rasa kagum saya karena Mbak Liza mau menyempatkan diri menulis beberapa tulisan yang cukup inspiratif....... hehehe semoga Mbak ga bosen2 untuk nulis ya... saya senang loh bisa membaca tulisan seperti Mbak....

Best Regards.
Ella

_____________________________________________


Anton WK :

Tulisan yang menarik dari Liza, dan juga tambahan dari Ella :)

Liza tergelitik dengan kalimat itu, sampai cross cek dan back-translation untuk kata "lengah". Tapi kalau kita cross cek dan back translation ke bagian kata "memaafkan", kalau di kalimat itu yang dimaksud adalah memaafkan dalam artian "excuse", sepertinya kalimat singkat di buku jadwal itu make sense juga :) "Human becomes to be careless/ inattentive/ neglectfullness when he/she starts excusing him/herself".
Mungkin gitu kali ya ? (Excuse, refer to Oxford Dictionary, juga punya arti = "to forgive (a fault or offence, or a person committing one).

Kalau "memaafkan" di kalimat itu dalam arti/konteks "forgiveness" memang kalimat itu jadi mengganggu, dan sulit untuk diterima :)

Oya, seperti tempo hari, saya minta ijin/permisi dari Liza (dan Ella juga) untuk ijin pemuatan tulisan Liza dan Ella ini, untuk saya copy paste ke blog saya ya... (tentunya saya cantumkan juga written by Liza, comment by Ella). Gak keberatan kan ya...... ?

salam,
Wiwan
==================
Teks dikutip dari milis alumni psikologi atmajaya
Foto: Patung Air Mancur di Plaza Barat Grand Indonesia, Jakarta

20081110

Rice Bowl


Sometimes I lost my idea
where to go with you
what to see, what to choose
when I'm with you

Because
when I was beside you
I had arrived to my destination to go
I had found all I wanna see,
I had seen all I wanna choose

Because
you yourself, is my destination

:)


20080927

Tenggelam ...



Rasanya seperti tenggelam....

lalu terkubur bersama sesuatu

yang membawa saya dulu

menjadi dekat ...



Ibarat itu kapal pesiar

kapal itu telah ditinggalkan
dan saya ikut tenggelam

lalu terkubur bersama kapal itu ...



That's the answer too

for the question

why can't I find my name

in the Captain's Heart

so far ....






Photo: Teluk Jakarta, Sunset. (C. AWK, 2008)







20080925

September 23, 2006


--- On Thu, 9/28/06, Wiwan <antonwk@cbn.net.id> wrote:

From: Wiwan <antonwk@cbn.net.id>>
Subject: Rest in Peace (23 Sept 06)

Dear Friends,

26sept06. 17.30

with deepest condolence,

Firstly, I would like to express my appreciation and thanks to you all for your sympathy by phone/call, SMS, and visitation regarding of the passing away of my beloved Father on Saturday, September 23, 2006 and the Requiem and the Funeral on Sunday, September 24, 2006. He has passed away in our home, and has been funeraled in our church's cemetery, in TPU Kalimulya, Depok.

and to whom these may the 1st time I shared/told you about this one, I hope can share this with you, too.

Seperti yang saya pernah info, Bapak saya usia memang sudah lanjut, sudah 74 tahun. Waktu tahun 2000, Bapak pernah kena serangan jantung, dan dirawat sebulan di rumah sakit (RS Carolus dan RS Harapan Kita). Antara tahun 2000-2004 Bapak cukup sehat, jarang sakit. November 2004, Bapak dirawat lagi di RS di Depok sekitar 3-4 hari karena ada sakit di paru-paru. Maret 2006, Bapak dirawat lagi di RS di Depok karena paru-paru sakit lagi. Agustus-September 2006 kemarin ini, Bapak merasakan sakit lagi di jantung, kemudian keluarga langsung membawa ke RS Bhakti Yudha Depok, yang terdekat dari rumah. Setelah dokter memastikan bahwa Bapak sakit di jantung lagi.. keluarga lalu segera membawa Bapak untuk mendapat perawatan medis jantung di RS Harapan Kita, Slipi, yang memang RS spesialisasi jantung. Pertimbangan keluarga, selagi Bapak masih keadaan lebih segar, lebih baik langsung dibawa ke RS Harkit, kuatirnya kalau menunggu nanti, kuatirnya kalau keadaan Bapak sudah down baru dibawa ke RS Harkit, nanti kasihan Bapak, karena perjalanan jauh dari Depok ke RS Harkit di Slipi.



Harapan Kita

Agustus-September 2006 Bapak tiga kali dirawat di RS Harkit. Opname pertama, seminggu, lalu setelah membaik, Bapak pulang ke rumah. Opname kedua, dua hari, Bapak dikateterisasi, untuk lihat penyumbatan pembuluh jantung. Rekomendasi dokter adalah di-baloon (pembuluh jantung dipasang ring/sten, lalu ditiup untuk membesarkan pembuluh jantung sehingga tidak terjadi penyumbatan). Semula Bapak keberatan untuk diterapi di-baloon, karena Bapak tadinya kira itu dioperasi. Bapak bilang, kalau operasi dibedah, tidak mau, karena lebih ingin sampai akhir hayat, tubuh tetap utuh, tidak ada yang dibedah. Dulu tahun 2000 dokter juga pernah rekomendasi untuk operasi jantung, tapi kemudian dokter merekomendasikan utk rawat jalan, minum obat saja, karena kalau operasi jantung, risiko terlalu besar karena faktor usia.

Kemudian, Bapak pulang ke rumah, tapi lalu sakit lagi di jantung. Setelah dijelaskan oleh dokter bahwa di-baloon adalah bukan dioperasi, tapi prosedurnya hanya terapi dimasukkan ring untuk ditiup lewat pembuluh darah, dengan bius ringan, Bapak kemudian mau dan semangat utk diterapi di-baloon. Terapi di-baloon berjalan lancar, dengan dipasang 3 sten. Kemudian Bapak setelah dirawat 3 hari di RS, Bapak boleh pulang ke rumah. Istirahat di rumah, minum obat, dan kontrol dokter ke RS Harapan Kita.

Setelah di-baloon, keadaaan Bapak membaik, tidak sakit lagi di jantung. Tapi yang dirasakan sakit adalah ketika minum obat. Setelah di-baloon, Bapak mesti minum obat pengencer darah, obat ini mesti dikunyah, dan setelah minum obat ini, kata Bapak, terasa juga sakit di badan, dan Bapak jadi susah untuk makan. Tapi Bapak berusaha untuk ikut saran dokter, minum obat dan makan (diet jantung) teratur.



Tutup Usia

Sekitar dua minggu setelah pulang dari RS setelah di-balon itu, Bapak kemudian tutup usia, saatnya bapak dipanggil Bapa di Surga. Bapak pergi dengan tenang, dan dengan senyum di wajah beliau, yang kami lihat sebagai kenangan dari yang kami lihat dari wajah di jasad beliau. Keluarga memang sedih ditinggalkan. Namun keluarga dihiburkan karena tampaknya bapak seperti tidur saja ketika pergi ke rumah Bapa di Surga. Bapak pergi beristirahat dengan tenang, tidak dalam keadaan sakit. Waktu di RS, kasihan melihat bapak kesakitan, dengan selang-selang infus, dan tidur pun bapak waktu itu tidak bisa nyaman. Tapi waktu kemarin itu Bapak pergi dipanggil Bapa di Surga, bapak terlihat seperti beristirahat, sudah lega, dan hilang rasa sakit.

Sore itu, bapak sedang duduk-duduk di ruang TV, habis makan agar-agar, lalu seperti lelah, ingin istirahat, bapak berjalan masuk ke kamar, dengan badan lemas. Biasanya bapak kalau merasa sakit, biasanya beliau memanggil dan bilang sakit, tapi kemarin itu bapak diam saja, sambil menuju ke kamar tidurnya. Mungkin bapak memang merasakan sakit, lalu sudah tidak dapat lagi memanggil untuk menyuarakan sakitnya.. IBu dan kakak melihat bapak masuk ke kamar, bertanya, bapak kenapa... Bapak sudah berbaring dengan posisi rapi, seperti tidur biasa, dengan posisi badan yang istirahat sempurna.. Napas bapak masih terasa, namun lemah dan satu satu... Dokter di lingkungan rumah (tetangga) yang biasa sering kami minta tolong kalau ada yang sakit di rumah, lalu datang, dan memeriksa keadaan bapak. Dokter Susi bilang, bapak dibawa ke RS Bhakti Yudha saja, karena nadi bapak lemah. Lalu bapak dibawa ke RS, diantar kakak, ibu, Dede, pak RT, dan Om bambang tetangga sebelah rumah, yang juga sering membantu keluarga kami di rumah.

Sampai di rumah sakit (15 menit perjalanan dgn kendaraan dari rumah), di UGD bapak diperiksa dokter, sempat diberikan terapi kejut (yang biasa untuk pasien-pasien terminal ill); lalu kemudian dokter jaga bilang bahwa bapak sudah tidak ada. i surat kematian dari rumah sakit, dicatatkan bahwa bapak pergi pada tanggal 23 september 2006, jam 18.45 wib. Keluarga tidak tahu pasti apakah bapak pergi ketika masih di rumah, di perjalanan, atau di rumah sakit. Mungkin ketika masih di rumah. Sekitar jam 18-19wib.

------






28sept06. 16.30



Sedih, namun terhiburkan

Keluarga memang sedih dengan kepergian bapak. Tapi keluarga (dan saya juga) terhiburkan karena melihat bahwa bapak pergi dengan tenang dan dengan senyum di wajah. Bapak pergi tidak dalam keadaan sakit seperti waktu di rumah sakit. Kasihan waktu keluarga melihat bapak sakit di rumah sakit. Kemarin ini, bapak pergi dengan tenang, dengan posisi di tempat bapak biasa istirahat di tempat tidurnya, di kamarnya. Mungkin waktu itu bapak merasakan sakit juga, dan mungkin sudah tidak kuat/mampu untuk menyuarakan sakitnya, jadi bapak tidak seperti biasanya kalau sakit biasanya bapak memanggil kami yang ada di rumah, bilang bahwa sakit. (Paginya memang bapak bilang sakit di punggung, dan minta dipijat sama adik saya, Agus. lalu bapak bilang sudah tidak sakit lagi, lalu hari itu bapak aktivitas seperti biasa, baca, jalan-jalan sedikit, nonton TV, ngobrol dan main dengan Dede (keponakan di rumah), juga Ibu dan kakak.) Kemarin itu ketika sorenya bapak habis duduk-duduk lalu lemas dan reflek ingin beristirahat, lalu bapak berjalan masuk ke kamarnya, dan mengambil posisi berbaring, beristirahat di tempat tidurnya, saat itu Ibu sedang di dapur, lalu ibu melihat dan bertanya, bapak kenapa, tapi bapak waktu itu sudah tidak sadarkan, dan sudah berbaring beristirahat.



Pergi dengan senyum

Waktu malamnya, jasad bapak sudah dibaringkan di peti jenazah, bapak terlihat seperti tidur saja. Wajah bapak menampakkan senyum. Wajahnya juga terlihat halus. Bapak memang ada sifat kerasnya. Namun ketika pergi kemarin itu, bapak terlihat lembut. Ketika saya menyentuh dan mencium tangan bapak dan kedua pipi bapak, memang sudah terasa dingin, namun dingin yang lembut. Masih terasa lembut dan kokohnya pipi bapak, kelembutan dan perlindungan, yang selama ini telah mendampingi saya dari saya kecil. Keluarga jadi terhiburkan, bahwa bapak kelihatan sudah siap. Bapak keliatan sudah berdamai dengan rasa sakitnya, dengan semua kekurangan dan kebaikan hidup, yang telah dijalaninya selama 74 tahun. Berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan orang-orang di sekitar, berdamai dengan lingkungan, dan berdamai dengan Sang Pencipta. Semoga semua pahit dan manis hidup, bapak sungguh-sungguh telah menerima dan berdamai dengannya, tidak ada kemarahan, penyesalan, namun penerimaan.



Kemudahan dan kelapangan

Keluarga memang bersedih dengan kepergian bapak, tapi keluarga juga terhiburkan, karena ketika pergi, bapak mendapatkan banyak kemudahan, semua proses kepergian, Requiem, dan pemakaman bapak mendapatkan kemudahan, dan dilapangkan jalannya. Tetangga dari lingkungan RT dan lingkungan Gereja/Paroki sigap membantu semua keperluan. Mulai dari mengantarkan ke rumah sakit, mengurus di UGD dan kamar jenazah, mengantar jasad bapak pulang ke rumah, memandikan, dan menyiapkan bapak untuk dibaringkan di peti jenazah.

Pas hari itu adalah hari sabtu, ketika libur, jadi banyak tetangga dan sanak relasi yang sedang di rumah, dapat membantu dan menemani. Pas hari itu ada tetangga dan orang lingkungan gereja yang biasa melakukan perawatan jenazah, waktu itu sedang ada di rumah anaknya, tetangga dekat, jadi beliau yang mengatur perawatan jasad bapak. Pas malam itu rencananya ada acara doa bersama lingkungan warga gereja di blok sebelah, jadi kemudian, bapak ibu dari gereja, langsung bisa berkumpul di rumah, membantu dan menemani persiapan requiem dan pemakaman bapak, berjaga dan berdoa bersama keluarga di rumah.



Nice tie

Bapak ketika dibaringkan di peti jenazah, mengenakan stelan jas yang tempo hari bapak kenakan saat acara pernikahan kakak ke-2 saya, bapak memakai dasi garis-garis coklat tembaga/keemasan, sesuai dengan kemeja putih dan kulit bapak yang coklat, dan warna tembaga/keemasan sesuai dengan karakter usia bapak yang sudah sepuh. Saya senang bahwa dasi yang bapak kenakan itu, waktu itu saya yang carikan, dan bapak menyukai warna/motifnya. Bapak mengenakan sarung tangan yang malam itu saya berhasil cari/dapatkan di toko di Depok, ketika toko-toko sudah mulai tutup. Bapak mengenakan sepatu barunya yang waktu itu juga dikenakan pada hari pernikahan kakak ke-2 saya, yang disiapkan oleh kakak ke-2 saya. bapak juga dibawakan perlengkapan2 sehari-hari yang biasa beliau suka pakai, pernik2 yang membuat kami terharu juga, dari cukuran jenggot bapak yang legendaris karena dari sejak jaman kami masih kecil-kecil dulu, lalu kalung rosarionya, kitab suci alkitabnya yang juga legendaris sejak jaman kami masih kecil-kecil dulu, dan lain-lainnya.



Siap diantar ke Bapa di Surga

Keluarga-keluarga dari bapak, yang menurut persyaratan tata cara adat Flores harus hadir melepas kepergian bapak ketika tiba dipanggil Tuhan, pas saat kemarin itu mereka juga sedang berada di Jakarta, jadi mereka dapat hadir, jadi bapak tidak perlu menunggu lama. Semua perwakilan keluarga yang disyaratkan harus ikut mengantar kepergian bapak secara adat, semua bisa terwakilkan hadir. jadi acara pelepasan jenazah juga dapat dilaksanakan dengan lancar.

Pas hari itu juga hari Minggu (hari pemakaman), dan alm. bapak diperkenankan juga untuk disemayamkan di Gereja sebelum diberangkatkan ke pemakaman. Di Gereja Katolik, tidak di semua Gereja jenazah dapat disemayamkan di Gereja pada hari Minggu, juga tidak di semua Gereja pada hari MInggu boleh diadakan Misa Arwah (di sejumlah gereja, kalau hari minggu, yang dibolehkan adalah hanya doa/ ibadat pelepasan arwah/jenazah saja, bukan Misa Kudus, dengan alasan bahwa hari Minggu adalah hari Tuhan, dan hari Kebangkitan, jadi Misa Requiem tidak dapat diadakan. Namun, untuk bapak, beliau dapat dilapangkan jalannya, dapat ke Gereja dulu, mendapat Misa Kudus terakhir sebelum dimakamkan.

Rencananya, semula misa Requiem di gereja dijadwalkan minggu pagi jam 10, namun kemudian keluarga dan sanak saudara minta ke pengurus Gereja, apakah bisa dimulai jam 11, supaya sanak saudara lainnya yang belum datang, masih bisa sempat menghadiri dan tidak terburu-buru. Syukurlah, dari pengurus gereja dan Pastor, dimungkinkan untuk mulai jam 11. Sekitar jam 10, acara doa di rumah sudah selesai, acara pelepasan jenazah secara adat sederhana juga sudah selesai dan komplet, sehingga jam 10 bapak diberangkatkan untuk disemayamkan di Gereja dan untuk Misa Requiem.



Kebiasaan di Gereja hingga saat terakhirnya

Sampai di Gereja, sekitar jam 10.30. Padahal Misa baru akan dimulai jam 11.00 Tadinya kami keluarga merasa kok kami datang awal betul, padahal masih setengah jam lagi. Tadinya memang kami juga antisipasi kuatir jalan macet, dan sebagainya. Tapi lalu kami ingat, bahwa ini sesuai dengan kebiasaan alm. bapak sewaktu masih hidup. Beliau biasanya memang selalu hadir lebih awal di Gereja. Misalnya acara Misa dijadwal mulai jam 7, biasanya bapak dan ibu sudah ada di dalam gereja setengah jam sebelumnya, ketika di dalam gereja masih sepi. Jadi pada saat terakhirnya pun, bapak masih dapat menjalankan kebiasaannya ini.



Requiescat in Pacem (Rest in Pace)

Acara Requiem dan Pemakaman kemudian berjalan lancar. Petugas-petugas juga lancar membantu jalannya acara. Pengurusan di Gereja dan pengurusan pemakaman juga semuanya lancar, dibantu pengurus dari lingkungan Gereja, dan juga RT. Tampaknya memang karena semasa hidup, dan juga di Depok, bapak juga banyak membantu kegiatan di lingkungan Gereja dan RT, jadi pada saat kepergiannya, bapak juga mendapatkan banyak kemudahan, banyak dibantu, dan banyak dilapangkan jalannya oleh sanak saudara dan relasi dari lingkungan Gereja dan RT.



Thanks to share with you, in good and sadtimes, in cheers and in tears.

"Pertolongan kita dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi" (Psalm)



------------------------
Antonius Wiwan Koban

20080922

Feel The Heritage


The Heritage. Anda mungkin pernah berkunjung ke kawasan Kota Tua, di Jakarta. Kawasan Museum Fatahillah, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Bangunan Toko Merah di Jalan Kali Besar, Gedung Museum Wayang eks Gedung Gereja, dan Gedung-gedung tua eks perkantoran yang dulunya aktif berfungsi di jaman Hindia Belanda.


The Object of Photograph


Anda mungkin pernah atau sering melihat foto-foto, yang lokasi pemotretannya di kawasan Kota Tua itu. Kawasan Kota Tua di Jakarta, memang menjadi salah satu obyek favorit bagi penghobi fotografi maupun fotografer professional. Banyak foto-foto pre-wedding yang menghiasi undangan pernikahan ataupun figura pernikahan, yang lokasi pemotretannya mengambil lokasi di kawasan Kota Tua ini.


Anda mungkin juga sekaligus pernah berkunjung ke kawasan Kota Tua, dan sering pula melihat atau mendapati foto-foto yang Anda tahu itu lokasi pemotretannya di kawasan Kota Tua.


Exotic Imaging


Bila Anda pernah melihat langsung lokasi-lokasi dan gedung-gedung yang menjadi lokasi pemotretan itu, di kawasan Kota Tua; dan sekaligus Anda juga pernah melihat hasil jepretan fotonya; mungkin Anda juga melihat hal berikut ini. Entah itu di sudut-sudut mana, entah itu berlatar belakang tembok gedung yang mana, entah itu berlatar belakang pintu kayu tua yang mana, entah itu berlatar belakang jendela tua yang mana, namun hasilnya di foto, umumnya bagus. Kita bisa lupa bahwa aslinya, sudut-sudut, dinding-dinding, pintu-pintu, jendela-jendela, yang menjadi obyek pemotretan itu kondisi aslinya biasa saja. Dinding tembok biasa, sudut gedung biasa, pintu tua biasa, jendela tua biasa, namun ketika dijepret di foto, dan dicetak hasilnya, gambaran yang tampak, selalu bagus....


Old & New


Saya jadi membandingkan dengan lokasi pemotretan orang yang sama, dengan kamera yang sama, dengan cahaya yang sama, dengan sudut pengambilan yang sama, dengan keahlian dan ketrampilan fotografi yang sama; namun dengan latar belakang sudut gedung, tembok gedung, pintu gedung, jendela gedung yang berbeda, yang kita ambil dari gedung-gedung baru, yang dibangun baru-baru ini. Hasilnya berbeda. Tidak seeksotik di sudut, dinding, pintu, jendela dari kawasan Kota Tua itu....


"Pangling"


Bila kita ingat, hasil suatu foto di kartu undangan pernikahan, atau di kalender, atau di majalah, yang kita tahu dan ingat dan kita kenali, lokasi pemotretannya itu di Kawasan Kota Tua; kita sering kali serasa tidak mengenali lagi lokasinya, sudutnya, dindingnya, temboknya, pintunya, jendelanya. "Pangling" kalau dalam bahasa ibu saya, bahasa Jawa :)


Atau, kita jadi terheran-heran dengan betapa jadi terlihat bagusnya suatu pojokan gedung, suatu pintu kayu tua, suatu dinding batu merah, suatu bidang tembok bangunan tua yang sudah kusam dan keropos, yang aslinya kita tahu begitu; namun ketika difoto, menjadi eksotik. Menjadi kuat, berkarakter; dibanding gedung-gedung baru, dinding-dinding baru, pintu-pintu dan jendela-jendela baru.... Foto lah sembarang sudut gedung, fotolah sembarang tembok gedung, fotolah sembarang pintu tua, fotolah sembarang jendela tua di kawasan Kota Tua, di Jakarta. Anda akan mendapatkan foto yang bagus..... yang eksotik.....


Karakter


Dinding, tembok, sudut, pintu, jendela tua itu tampak bagus di foto, karena berkarakter. Semakin tua semakin berkarakter. Dihantam deru debu jaman, silih ganti cuaca. Karakter juga terbentuk, karena kualitas materil yang bermutu. Saya sering dibuat heran, mengapa dinding-dinding bangunan tua dibuat begitu tebalnya, mengapa pintu-pintu bangunan tua dibuat dari kayu-kayu yang tebal, dengan jeruji besi-besi yang besar. Kualitas yang tidak tanggung-tanggung membuat mutunya tak hilang digerogoti roda waktu.


Kualitas yang tidak tanggung-tanggung itu, sayangnya bisa ada, karena sumber-sumber ketika itu juga masih tidak tanggung-tanggung, bisa didapat tidak seterbatas sekarang....


Feel The Heritage.....


20080807

Memoirs of Sheraton


What do you hope, is what do you get. Senangnya kalau kalimat itu selalu dapat terjadi dalam hidup. Tapi seperti kita tahu, tidak semua hal yang kita harapkan, kita inginkan, kita bayangkan, dapat kita dapatkan, kita alami, dan kita peroleh. That's Life. A Probability Theory.

So, how would you do, when you find nothing that you hope? "Berhenti Berharap", kalau menurut versi Sheila on 7; atau yang lebih klasik mendayu-dayu, "Tiada lagi yang kuharapkan, Tiada lagi yang kuinginkan..." yang versi Mayang Sari, yang sekarang kelihatannya masih kelelahan karena selalu menjadi incaran wartawan infotainment itu...


Memoirs of A Night in Sheraton

Saat-saat bermalam di Sheraton tempo hari, membuat saya mendapati hal-hal yang secara praktek, berbeda dengan ekspektansi yang sudah terlanjur terbentuk. Saya lalu jadi teringat hal-hal lain, --dari yang penting sampai tidak penting, termasuk yang penting gak penting pula-- :) Situasi-situasi lain, saat-saat di mana kita mendapati what we've got was not the same as what we've expected. Situasi-situasi di mana kita biasanya pasrah lalu berucap, "Ya sudahlah, apa boleh buat, keadaannya memang demikian....."
-
Ketika ada ekspektansi yang tidak sesuai dengan realitas, bila berlarut-larut biasanya kita akan tiba di ujungnya pada suatu titik di mana kita rasanya jadi belajar untuk tahu kapan berhenti untuk berharap. Kita jadi mengamini kalimat lagu Mayang, "tiada lagi yang kuharapkan, tiada lagi yang kuinginkan..." Ini mengingatkan pada postingan di blog ini juga beberapa waktu lalu, "when enough is enough... kalau pun hidup itu samudera, kita tahu batasnya; kalau pun hidup itu lautan, kita tahu dasarnya, kalau pun hidup itu langit, kita tahu batas cakrawalanya...."

Harapan-harapan di awal, yang terlanjur muncul sebagai bayangan tentang apa yang akan dijumpai, didapatkan, dialami di Sheraton, yang ternyata ya biasa-biasa saja... :) yang ternyata ya begitulah keadaannya, take it or leave it.... membuat saya pada saat itu tiba pada kesadaran itu....bahwa hidup memang tidak selalu merealisasikan bayangan-bayangan harapan. Berbagai kemungkinan memang dapat terjadi, namun semua ada batasannya, mana yang real, mana yang obsesi, mana yang ilusi :)

Lesson from Memoirs of Geisha the Movie

Apalagi, pada malam itu, ketika saya ternyata mendapati diri tertidur seorang diri di ranjang kamar 1207 Sheraton Media Hotel --karena rekan kantor yang sedianya hari itu sharing room with me, tidak jadi bermalam di hotel, dan tidak sempat memberitahu-- saya terbangun dan mendapati di TV yang masih menyala, malam itu kebetulan sedang menayangkan film Memoirs of a Geisha, dari layar HBO.

Film itu saya sudah nonton di bioskop beberapa masa silam. Film yang cukup memorable juga... waktu itu saya menonton film itu bersama seorang teman yang waktu itu cukup dekat, tapi sayangnya sekarang dia sudah menghilang, bahkan tampaknya dia sudah tidak mau juga untuk bicara lagi, atau bertukar kabar.... Hiks... this one still make me sad, sometimes ...

Entah kebetulan, entah memang malam itu saya "ditakdirkan" untuk sadar dan belajar tentang harapan dan realitas... di film Memoirs of Geisha itu, ada dialog-dialog yang pas betul ... Dituturkan di bagian hampir ending film, tentang tokoh di film itu, di mana "realitas" bagi mereka adalah kondisi di mana mereka "tidak boleh berharap, tidak boleh punya harapan to love and to be loved, semacam-semacam itu...." Tentu itu versi konteks cerita di film itu.... Tapi yang mau saya katakan di sini, hal-hal semacam itu seringkali kita jadikan "penghiburan" diri, ketika kita menemui bahwa realitas tidak sesuai dengan harapan... Kita menyerah di balik apa yang kita sebut dan yakini sebagai takdir... Menyalahkan pada garis tangan ...

Realistic, but still Optimistic (0r vice versa: Optimistic but still Realistic)

Menarik, kata-kata yang diucapkan oleh tokoh Sayuri (Zhang Zi-Yi) di film itu, tentang her romance with Mr Chairman, "Can you see.. that every steps I made, those made me closer to you...to reach you...." (dengan visualisasi Sayuri kecil melangkah agak berlari dengan bersemangat menyusuri koridor panjang berwarna cerah... --lihat gambar di bagian atas posting ini-- )


Life is Good, said LG Advertising. When there is hope, there is way.
Hope makes life possible, Faith makes life working, and Love makes life brighter and happy.

Then, I recall a song which questioned about "Do you know, what you're hoping for..."


Do You Know Where You're Going To?

Do you know where you're going to?
Do you like the things that life is showing you?
Where are you going to?
Do you know?

Do you get what you're hoping for?
When you look behind you there's no open door
What are you hoping for?
Do you know?

Once we were standing still in time
Chasing the fantasies that filled our minds
You knew how I loved you, but my spirit was free
Laughing at the questions that you once asked of me

Do you know where you're going to?
Do you like the things that life is showing you?
Where are you going to?
Do you know?

Now looking back at all we've had
We let so many dreams just slip through our hands
Why must we wait so long before we see
How sad the answers to those questions can be?

Do you know where you're going to?
Do you like the things that life is showing you?
Where are you going to?
Do you know?

Do you get what you're hoping for?
When you look behind you there's no open door
What are you hoping for?
Do you know?

(Song performance by Diana Ross)
Foto: Memoirs of A Geisha; Columbia Pictures.

20080805

Sheraton Belong


Obssessed. Masih ingat 2121? Eh bukan.. Sori. Maksud saya, masih ingat tulisan di posting ini, yang saya cerita tentang kunjungan ke Taman Prasasti. Yang di situ terungkap bahwa kunjungan saya ke situ, yang jadi menggebu-gebu, atas nama budi baik mengantar teman ke situ, sebetulnya jauh di baliknya, ada motivasi pribadi, memenuhi obsesi yang berkaitan dengan my favorite things, yaitu karena info tentang taman prasasti yang adalah taman makam dengan patung-patung monumental ala Baroq yang mengingatkan pada visualisasi di film Phantom of The Opera, yang nota bene adalah my most favorite movie ever after :)

Sheraton

Kejadian seperti itu baru-baru ini berulang lagi. Kali ini obyek nya bukan Taman, tapi Hotel. Sheraton Media Hotel. Letaknya di Jl. Gunung Sahari Jakarta. Karena ada teman cukup dekat yang ber-afiliasi dengan Sheraton, tapi di kota lain, jadinya entah kenapa, saya cukup penasaran dengan Sheraton-Starwood, yang nota bene adalah jaringan hotel bintang lima.

So, sepertinya saya memang termasuk orang yang kalau punya keingintahuan, atau keinginan, atau rasa penasaran yang menjadi obsesi yang jadi kepikiran terus kalau belum terpenuhi keingintahuan atau penasaran itu.... Demikian pula dengan Sheraton.

So...singkat kata....beberapa waktu belum lama ini, secara kebetulan, kami di kantor ada acara yang bertempat di Sheraton Media Hotel, Gunung Sahari Jakarta. So, technically speaking, artinya kan sesuatu yang pernah jadi rasa penasaran buat saya, kemarin ini terpenuhi. So, what did I see and find in Sheraton ?

Ternyata..... ya biasa saja... :) Sheraton managed by Starwood, memang bintang lima. Tapi di Sheraton Media, ada beberapa hal yang tidak sebintang lima predikatnya :) Tentang ini, untuk detilnya, saya setuju dengan apa yang ditulis oleh seseorang (entah siapa, saya tidak kenal) dalam review tentang hotel, terutama di paragraf : "The hotel is a shame to the Starwood name and completely shatters any impression on so called 5 star hotels. The staff were polite and eager to please. They deserve a better place to work." (Lengkapnya silakan klik di: http://www.tripadvisor.com/ShowUserReviews-g294229-d301782-r5332849-Sheraton_Media_Hotel_And_Towers-Jakarta_Java.html
-

It's Not Bad, It's Just Not Fit/Match

Tapi pendapat saya sih tidak sekejam orang itu yang sampai menuliskan banyak kritik di reviewnya. Dalam banyak hal, di Sheraton Media dapat kita temukan hal-hal baik pula. Kalau menurut penglihatan dan pengalaman saya tempo hari, fasilitas public service nya baik, untuk ukuran bintang lima. Namun, mungkin untuk pengalaman kami, hal-hal baik yang kami dapati di situ tidak pas dengan kebutuhan kami. Ibaratnya, mungkin seperti gadis yang berharap jumpa Tom Cruise, tapi malah berjumpa Andy Lau :)

Unconscious Obssession

Seperti pengalaman waktu ke Taman Prasasti, setelah moment itu, saya baru tersadar mengapa ada hal lain yang membuat saya terdorong ingin juga Being There. Ternyata deep down in my unconscious mind, ada personal things yang membuat saya eager to go to Sheraton Media Gunung Sahari.

Saya baru tersadar kemudian, ketika memasuki area wilayah hotel itu. Daerah Gunung Sahari itu adalah akses ke daerah Industri, daerah Rajawali, daerah Pademangan. That are my hometown. Dulu masa kecil saya sampai dengan SMP, saya dibesarkan di daerah itu. Pertigaan tempat di mana Hotel Sheraton Media berada, adalah daerah Jembatan Merah. (Setahu saya dari dulu di situ tidak ada jembatannya... :) Yang saya tahu juga sekarang, Jembatan Merah itu adanya di Surabaya ya? :) :) yang lebih historis :)

Jembatan Merah ini, mengandung memorabilia historis. Duluuu....sewaktu saya masih kecil, dan tinggal di daerah Pademangan itu, kalau kami harus bepergian ke tempat yang lebih jauh di Jakarta (misalnya ke daerah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat) itu kami akses keluar dari Pademangan adalah melewati daerah Jembatan Merah itu. Selewat dari daerah itu, masuk ke Jalan Raya Gunung Sahari, itu artinya kami sudah melewati "batas psikologis" ke Jalan Raya, ke Kota Besar. Duluuu, bis umum belum ada yang masuk sampai ke Pademangan. Batasnya adalah Jalan Gunung Sahari itu, atau paling mentok, ke daerah Rajawali, daerah tapal batas ke Pademangan :)

My Memory of Childhood
-
Kenangan-kenangan masa kecil, ketika saya sering ikut ayah saya pergi ke tempat-tempat yang ayah mengajak saya. Di keluarga saya, ayah saya bisa dibilang paling sering mengajak saya untuk menemani beliau pergi-pergi. Dulu itu ayah memboncengi saya di sepeda motornya. Saya teringat bahwa dulu itu, rasanya, tempat di dunia ini yang paling teraman dan ternyaman adalah di belakang punggung ayah (masih teringat ketika duduk di boncengan sepeda motor, di belakang punggung ayah ... ) :)

Our Memory...

Perhaps love is like the ocean
Full of conflict, full of pain
Like a fire when it's cold outside
Thunder when it rains

If I should live forever
And all my dreams come true
My memories of love will be of you .....

("Perhaps Love" Lyric, performed by John Denver)

(In gracious memories of my beloved Father who is now in Heaven)

20080726

Ghost Story ...


A GHOST STORY

In sleep he sang to me, in dreams he came
That voice which calls to me, and speaks my name
And do I dream again, for now I find
The Phantom of the Opera is there inside my mind

PHANTOM
Sing once again with me, our strange duet
My power over you grows stronger yet
And though you turn from me to glance behind
The Phantom of the Opera is there inside your mind

Those who have seen your face, draw back in fear
I am the mask you wear , It's me they hear...
Your/My spirit and my/your voice in one combined
The Phantom of the Opera is there inside my/your mind

He’s there, the phantom of the opera!
He’s there, the phantom of the opera
-
PHANTOM
Sing, my Angel of Music! Sing, my Angel!
Sing for me! Sing, my Angel!
Sing for me!


"Phantom of The Opera"
From the musical "Phantom of The Opera"
Lyric by Charles Heart
Music by Andrew Lloyd Webber
Film by Warner Bross (2004)


20080719

Ubi Charitas (If There's Love, Then ...)


IF THERE'S LOVE, THEN ...

> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak mendengar...
> namun senantiasa bergetar....
-
> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak buta..
> namun senantiasa melihat dan merasa..

> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak menyiksa..
> namun senantiasa menguji.

> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak memaksa..
> namun senantiasa berusaha...

> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak cantik..
> namun senantiasa menarik..

> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak datang dengan kata-kata..
> namun senantiasa menghampiri dengan hati..

> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak terucap dengan kata..
> namun senantiasa hadir dengan sinar mata..

> jika ia sebuah cinta.....
> ia tidak hanya berjanji..
> namun senantiasa mencoba memenangi..


***
---------------------

Hhmmmm..........

Original Text :
(Quoted from My Yahoo! Messenger) :

..............79 (7/2/2008 7:57:32 AM): jika ia sebuah cinta..... > ia tidak mendengar... > namun senantiasa bergetar.... > > jika ia sebuah cinta..... > ia tidak buta.. > namun senantiasa melihat dan merasa.. > > jika ia sebuah cinta..... > ia tidak menyiksa.. > namun senantiasa menguji.. > > jika ia sebuah cinta..... > ia tidak memaksa.. > namun senantiasa berusaha... > > jika ia sebuah cinta..... > ia tidak cantik.. > namun senantiasa menarik.. > > jika ia sebuah cinta..... > ia tidak datang dengan kata-kata.. > namun senantiasa menghampiri dengan > hati.. > > jika ia sebuah cinta..... > ia tidak terucap dengan kata.. > namun senantiasa hadir dengan sinar > mata.. > > jika ia sebuah cinta..... > ia tidak hanya berjanji.. > namun senantiasa mencoba > memenangi..


Offline Yahoo!Messenger. July 2, 2008. 7.57 AM


Unless Forever


A QUOTATION FROM MY MESSENGER :

Jangan pernah katakan cinta
jika kamu tidak pernah peduli,
-
Jangan bicara tentang perasaan
jika rasa itu tidak pernah ada,
-
Jangan pernah genggam jemari
jika berniat membuat patah hati,
-
Jangan pernah katakan selamanya
jika berniat untuk berpisah,
-
Jangan pernah menatap mataku
jika yang kamu ucapkan adalah kebohongan,
-
Jangan pernah ucapkan "Halo"
jika berniat mengucapkan "Selamat Tinggal",

Jangan pernah bilang kalau "Akulah satu-satunya"
jika kamu mengimpikan yang lainnya,
-
Jangan pernah mengunci hatiku
jika kamu tidak punya kuncinya.

***

------------------
Hhhmmmmm.................
Dalam juga ya kalimat-kalimat pesan-pesan di atas :)

Kalau yang versi lagu, mungkin yang judulnya "Please Be Careful with My Heart"-nya Jacky Cheung; atau Love Me for A Reason"-nya Boyzone, atau "Don't Say You Love Me Unless Forever"-nya The Corrs.

:)

Original Text :
(copy paste from one message that came to my Yahoo! Messenger)

jh_xxxxxxxxxxxxxx (6/20/2008 9:44:05 AM): Jangan pernah katakan cinta Jika kamu tidak pernah peduli, Jangan bicara tentang perasaan Jika rasa itu tidak pernah ada, Jangan pernah genggam jemari Jika berniat membuat patah hati, Jangan pernah katakan selamanya Jika berniat untuk berpisah, Jangan pernah menatap mataku Jika yang kamu ucapkan adalah kebohongan, Jangan pernah ucapkan "Halo" Jika berniat mengucapkan "Selamat Tinggal", Jangan pernah bilang kalau "Akulah satu-satunya" Jika kamu mengimpikan yang lainnya, Jangan pernah mengunci hatiku Jika kamu tidak punya kuncinya. Kirim ini ke 10 teman kamu.

(Offline Yahoo!Messenger. June 20, 2008. 9.44 AM)









20080713

Musik Klasik & Tipologi Love Seeker :)


Musik klasik. Sebelum dahi Anda berkerut-kerut membayangkan musik klasik yang rumit-rumit, dan sebelum Anda berhenti membaca tulisan ini, perlu disampaikan bahwa musik klasik tidak semuanya rumit. Ada yang easy listening, bahkan ada yang lebih simpel dibanding musik pop. Ada yang langsung pas di telinga semua orang. Memang, banyak juga musik-musik klasik yang terdengar ribet dan gak tahu bagusnya di mana di telinga.. Hehehe... tergantung selera juga pada akhirnya...


Yang mau dibahas di sini, ternyata...tipe-tipe musik klasik itu bisa mewakili tipe-tipe love seeker, artinya tipe kebiasaan seseorang ketika menyukai orang lain :)


Kita coba bahas ya...


(1) Lovable. Ada komposisi musik klasik yang mudah disukai oleh hampir semua orang. Biasanya melodinya mudah disukai, iramanya mudah disukai juga. Contohnya, Four Season nya Vivaldi. Komposisi ini, terutama bagian Spring nya, mudah disukai oleh pendengarnya, dari kalangan apa pun. Dalam love seeker, ada orang-orang yang lovable, yang mudah disukai oleh orang lain. Seperti lirik di lagunya Janice, "Loving you is easy because you are beautiful... "


(2) Unique. Ada komposisi musik klasik yang unik, yang beda dari yang lain, yang ketika cocok dengan selera, baru lah disukai oleh pendengarnya. Kadang komposisi ini tidak populer. Kita coba kasih contoh di sini, salah satu komposisi dari Beethoven, yang judulnya "The Ruins of Athena". Komposisi ini tidak begitu sering diperdengarkan. Jangan berharap komposisi musik ini bisa mudah ditemukan di ringtone HP, walaupun HP terbaru, tidak seperti ringtone dari komposisi musik klasik yang populer seperti Four Season, Fur Elise, atau lainnya. Dalam love seeker, ada orang-orang yang punya karakteristik yang kita temukan menarik setelah kita mengenal lebih jauh (kenal lebih jauh, atau kenal lebih dekat ya?) :)


(3) Extreme. Ada komposisi musik klasik yang ekstrem, sensasional. Contohnya, Opus Symphoni No. ..... (duh kok saya lupa ya.. sori, nanti saya carikan .. di folder saya file musik ini tidak tersimpan :) Komposisi musik ini karakternya dari awal sudah menggelegar, banyak bagian-bagian melodi yang keras lembutnya ekstrem, tempo nya juga dari lambat bisa mendadak cepat. Dalam love seeker, orang-orang dengan karakter yang cantik sekali, atau ganteng sekali, atau ramah sekali, atau pintar sekali, atau tajir sekali, bisa dengan mudah menarik perhatian dan mencuri hati seseorang :)


(4) Extended. Ada komposisi musik yang panjangggg... melelahkan untuk mendengarkannya... tapi di bagian-bagiannya ada bagian yang bagus.... Dalam love seeker, ada orang-orang yang tidak langsung kita kenali karakter yang menariknya, yang kita perlu proses yang lama dalam mengenalnya, baru kita dapatkan bagian bagian dari dirinya yang menarik... Biasanya kita akan ulang, akan repeat di bagian itu.... menerima keseluruhan apa adanya, mungkin menjadi tidak mudah :) :) Contoh komposisi musik ini, misalnya Opus Symphony No. 9 (ada bagian semacam reffren yang penggalannya populer dengan judul Song of Joy).. Mendengarkan keseluruhan musik ini (versi lengkapnya panjang, 23 menit!) melelahkan... dan bisa menjemukan... Tapi ada bagian-bagian yang sangat menarik, di penggalan Song of Joy itu ....


(5) Calm & Monotone. Ada komposisi musik yang slow, lembut, perlahan, kalem. Contohnya, komposisi-komposisi Waltz, yang biasanya untuk pengiring dansa waltz. Contoh yang mungkin Anda sering dengar adalah Blue Danube dari Strauss. Musik ini tenang, kalem, berirama tetap. Dalam love seeker, ada orang-orang yang karakternya tenang, lembut, berirama tetap, mood nya stabil. Kita tahu dalam hitungan ke berapa dia akan bereaksi, kita tahu pasti bagaimana mengimbangi langkahnya, dan sebaliknya kita tahu aksi kita akan diimbangi dia dengan aksi yang sudah bisa diterka pula, sudah berpola, dan sama. Kadang bisa muncul kebosanan, karena terpola, monoton :)


(6) Childish. Ada komposisi musik yang memang untuk musik anak-anak, umumnya musik-musik yang bisa kita jumpai di music box toy, musik-musik boneka mungkin ya istilahnya.... Contohnya, lagu Twinkle Twinkle Little Star (di folder saya, judulnya "Various Sobre Ah!V Vous Dirai" dari composer Mozart. Komposisi musik ini ringan, cocok untuk anak-anak, tapi kalo berkepanjangan jadi menjemukan juga. Dalam love seeker, ada yang suka dengan orang-orang yang berkarakter childish, yang lugu, ceria, tapi kalau berkepanjangan, jadi menjemukan juga...


So.....what kind of your love-seeker type? :)



P.S. Untuk komposisi-komposisi musik yang disebutkan judulnya di tulisan ini, bila Anda ingin mendengarkan musiknya, silakan dapatkan di toko CD terkemuka di mal kesayangan Anda. Atau, kalau Anda memang berminat, silakan request ke saya, nanti saya bisa kirimkan burning copy file di CD, bisa Anda ambil, atau saya kirim ke alamat Anda. Segala ongkos penggandaan dan pengiriman, gratis! Sejauh untuk keperluan pribadi. Kalau Anda perjualbelikan, hmm...perkaranya sudah bukan antara Anda dan saya, tapi sudah menyangkut royalti pemilik musik aslinya.... :) :) :)


Kalau Anda berminat untuk download musik-musik klasik, yang komposisi aslinya, bisa Anda download dari link ini : http://dlrapidshare.blogspot.com/2007_12_31_archive.html


Let's the Music play in your heart :)
-
Foto: Cover CD-CD Musik Klasik Koleksi Album Baby Einstein