20081031

LITANI PARA KUDUS


Devoted to All Saints' Day. Berikut di bawah ini adalah teks doa "Litani Para Kudus", sebuah rangkaian doa dalam tradisi Gereja Katolik, yang didevosikan kepada para Kudus, dalam Gereja Katolik. Diposting di sini, sebagai bagian dari Devosi Hari Raya Semua Orang Kudus, yang dirayakan Gereja Katolik pada tanggal 1 November.
.
Kata `litani' berasal dari bahasa Latin `litania', `letania'. Artinya suatu bentuk doa tanggapan yang meliputi serangkaian seruan atau permohonan, mengenai suatu subyek utama atau suatu tema suci utama. Litani Para Kudus berarti serangkaian doa seruan yang ditujukan kepada Para Kudus, untuk memohon perantaraan doa dari mereka.
.
Doa Seruan & Tanggapan
.
Doa litani, mempunyai rumusan yang berpola yaitu seruan & tanggapan. Dalam litani Para Kudus, pada bagian seruan adalah penyebutan nama-nama Santo-Santa (=Orang Kudus) yang urutan nama-nama yang disebutkan sudah ditentukan, dan terpilih dari khasanah Gereja.
.
Berturut-turut, seruan kepada Yang Ilahi (Tuhan Allah), lalu seruan kepada Maria, Bunda Yesus dan Malaikat, yang direpresentasikan oleh para Malaikat Agung (Arch Angel) yaitu Michael, Gabriel, Rafael; lalu disusul seruan kepada para Bapa Bangsa dan Nabi, lalu seruan pada rasul dan murid Tuhan, lalu pada para martir, uskup dan pujangga Gereja, lalu pada imam, biarawan/wati, lalu pada tokoh santo yang berasal dari kaum awam.
.
Karena nama-nama santo-santa yang disebut dalam rumusan baku litani ini adalah daftar yang short listed, maka mungkin saja nama santo/santa pelindung orang/pihak yang mendoakan tidak tersebut dalam rumusan litani yang baku, maka dapat ditambahkan nama santo/santa yang menjadi pelindung yang mendoakan, atau yang ingin didoakan. Sebagai tanggapan, umat menjawab, "doakanlah kami" pada setiap kali penyebutan nama santo-santa dalam litani ini.
.
Supreme Prayer
.
Litani Para Kudus ini mendapat tempat yang dimuliakan dalam tata peribadatan dalam Gereja Katolik. Doa ini lazim dipanjatkan dalam Upacara Pembaptisan, Pentahbisan, Pembaruan Janji Baptis pada Malam Paskah, dan sebagainya. Ketika Litani Para Kudus didoakan dalam Misa Kudus, biasanya Imam dan para petugas Altar dan semua orang yang ikut dalam ibadat, semua berlutut menghadap ke Altar Salib Tuhan.
.
Berikut ini adalah teks doanya, yang biasanya dinyanyikan oleh solis di bagian seruan, lalu dijawab oleh umat/jemaat di bagian tanggapan (pada teks ini bagian tanggapan adalah bagian setelah tanda koma dan tanda bintang (*); tanda bintang pada teks ini juga berarti adalah disusul dengan jawaban/tanggapan yang sama dengan di atasnya.
.
.
LITANI PARA KUDUS

I. Kepada Allah

Tuhan, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami

Kristus, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami

Tuhan, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami

II. Kepada Para Kudus

Bunda Maria & Malaikat Agung

Santa Maria, Bunda Allah,
doakanlah kami

Santa Perawan Termulia,
doakanlah kami

Santo Mikael, Gabriel dan Rafael,
doakanlah kami

Para Malaikat,
doakanlah kami ...

Para Bapa Bangsa dan Nabi

Bapa Abraham, * doakanlah kami
Bapa Musa, *
Bapa Elia, *
Santo Yosef, *
Santo Yohanes Pembaptis, *
Para leluhur dan nabi, *

Para rasul dan murid

Santo Petrus dan Paulus, * doakanlah kami
Santo Andreas, *
Santo Yohanes dan Yakobus, *
Santo Thomas, *
Santo Mateus, *
Santo Lukas, *
Santo Markus, *
Santo Barnabas, *
Santa Maria Magdalena, *
Para Murid Kristus, *

Para martir

Santo Stephanus, * doakanlah kami
Santo Ignatius dari Antiokia, *
Santo Polikarpus, *
Santo Yustinus, *
Santo Laurensius, *
Santo Bonifasius, *
Santo Dionisius dan Redemptus, *
Santa Perpetua dan Felisitas, *
Santa Agnes, *
Santa Maria Goretti, *
Segenap para Martir, *

Para Uskup dan Pujangga Gereja

Santo Leo dan Greogorius, * doakanlah kami
Santo Ambrosius, *
Santo Hieronimus, *
Santo Agustinus, *
Santo Atanasius, *
Santo Basilius dan Gregorius dari Nazianze, *
Santo Yohanes Krisostomus, *
Santo Martinus, *
Santo Patrisius, *
Santo Sirilus dan Metodius, *
Santo Carolus Borromeus, *
Santo Fransiskus dari Sales, *
Santo Pius ke-sepuluh, *

Para Imam dan Biarawan/Biarawati

Santo Antonius, * doakanlah kami
Santo Benedictus, *
Santo Bernardus, *
Santo Fransiskus dan Dominikus, *
Santo Thomas Aquinas, *
Santo Ignatius dari Loyola, *
Santo Fransiskus Xaverius, *
Santo Vinsensius dari Paulo, *
Santo Yohanes Maria Vianney, *
Santo Yohanes Bosko, *
Santa Katarina dari Siena, *
Santa Teresia dari Avilla, *
Santa Rosa dari Lima, *
Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, *

Para Awam

Santo Ludovkus, * doakanlah kami
Santa Monika, *
Santa Elisabet dari Hungaria, *

[Dapat ditambahkan Santo/Santa Pelindung Ybs.]

Para Kudus Allah, * doakanlah kami.


III. Kepada Kristus

Tuhan Maharahim, * bebaskanlah umatMu
Dari segala kejahatan, * bebaskanlah umatMu
Dari segala dosa, * bebaskanlah umatMu
Dari tipu daya setan, *

Dari kemarahan, kebencian, dan kemauan jahat, *
Dari kematian kekal, *

Berkat penjelmaanMu, * bebaskanlah kami ya Tuhan
Berkat kelahiranMu, *
Berkat pembaptisan dan puasaMu, *
Berkat sengsara dan salibMu, *
Berkat wafat dan pemakamanMu, *
Berkat kebangkitanMu, *
Berkat kenaikanMu yang mengagumkan, *
Berkat kedatangan Roh Kudus, *
Berkat kedatanganMu kembali dalam kemuliaan, *

Aneka Permohononan

Kami mohon belas kasih, * kabulkanlah doa kami ya Tuhan
Berkenanlah mempertobatkan kami sungguh-sungguh, *
Berkenanlah meneguhkan dan melestarikan pengabdian kami, *
Berkenanlah mengganjar yang beramal baik kepada kami dengan harta kekal, *
Berkenanlah menganugerahkan kesuburan sawah ladang, *
Berkenanlah menguasai dan melestarikan Gereja Kudus, *
Berkenanlah menjaga agar pimpinan Gereja dan semua pejabat Gereja
selalu setia dalam imannya, *

Berkenalah memberikan kerukuan kepada semua yang mengimani Kristus, *
Berkenanlah membimbing semua orang kepada terang Injil, *

Penutup

Kristus, dengarkanlah kami
Kristus, kabulkanlah doa kami


-------------------------------------------

Sumber: Adoro Te. Oleh Al. Wahjasudibja, Pr. (Hal. 267-270)

Diterbitkan oleh KanisiusISBN 9794132039, 9789794132036

http://books.google.co.id/books?id=-5dHwIZfsVUC
http://books.google.co.id/books?id=-5dHwIZfsVUC&pg=PA264&lpg=PA264&dq
=litani+para+kudus&source=web&ots=jcPJftvtvu&sig=q9rPL6W466IaVJdpZGPZ
-Tr59Yg&hl=id&sa=X&oi=book_result&resnum=4&ct=result#PPA268,M1



Foto : Gereja Katedral, Jakarta (c) antonwk, 2006

Purgatorium

Sumber: Artikel "Rahasia Arwah-arwah di Api Penyucian"
Wawancara Suster Emmanuel dari Medjugorje dengan visionari Maria Simma
"The Amazing Secret of the Souls in Purgatory"
diterjemahkan oleh Jeffry Komala.


SEBUAH AJAKAN BAGI SEMUA

Kita bisa membuat keputusan supaya tidak satupun dari kita harus masuk ke Api Penyucian!

Ini sungguh suatu hal yang mungkin, kita punya segalanya pada tangan kita untuk membuatnya menjadi kenyataan. Saya ingat kata-kata Santo Yohanes dari Salib: dia berkata bahwa Kasih Allah memberikan kepada setiap kehidupan, pemurnian yang diperlukan untuk membolehkan kita langsung masuk ke Surga pada saat ajal.

Allah memberikan cukup banyak kesulitan-kesulitan dalam hidup kita, tantangan-tantangan, penderitaan, penyakit, beban-beban - sehingga segala pemurnian ini, jika kita menerimanya, mungkin cukup untuk membawa kita langsung ke Surga.


Mengapa hal ini tidak terjadi? Karena kita memberontak, kita tidak menerima dengan kasih, dengan syukur, karunia cobaan-cobaan dalam hidup kita ini, dan kita berdosa karena melawan, karena tidak menurut. Jadi mari kita minta kepada Tuhan bagi rahmat untuk mengambil setiap kesempatan sehingga pada saat kita meninggal Dia melihat kita bercahaya gemilang oleh kemurnian dan keindahan.

Tentunya jika kita memutuskan untuk menerimanya, saya tidak mengatakan bahwa jalannya akan mudah, karena - ingatlah akan hal ini - Tuhan Yesus tidak pernah menjanjikan bahwa jalannya akan mudah tetapi jalan kita akan berada dalam damai, dan akan menjadi jalan kebahagiaan: Tuhan beserta kita!
Di atas semuanya - dan saya ingin menekankan hal ini disini - marilah kita menggunakan waktu kita sebaik-baiknya yang tersisa di dunia, masa ini yang begitu berharga, dimana selama itu kita masih punya kesempatan untuk bertumbuh dalam kasih. Ini berarti untuk bertumbuh menuju Kemuliaan yang akan datang dan keindahan yang menjadi takdir kita. Setiap menit, kita masih dapat tumbuh dalam kasih, tetapi arwah-arwah di Api Penyucian tidak dapat lagi bertumbuh.
Bahkan para malaikat pun menginginkan kuasa ini yang kita miliki untuk tumbuh setiap menit dalam kasih sementara kita masih berada di dunia.

Setiap tindakan kasih yang kecil sekalipun kita persembahkan kepada Tuhan, setiap pengorbanan kecil maupun puasa, setiap penyangkalan kecil maupun perjuangan untuk melawan kecenderungan hawa nafsu kita, kesalahan-kesalahan kita, setiap pengampunan bagi musuh-musuh kita, segala hal semacam ini yang dapat kita persembahkan, yang nantinya akan menjadi bagi kita suatu ornamen, suatu permata, harta sejati yang kekal.

Jadi, mari kita ambil setiap kesempatan untuk menjadi seindah yang Tuhan inginkan dari kita dalam nubuatnya. Jika kita melihat dengan jelas kemuliaan dari suatu jiwa yang murni, atau suatu jiwa yang dimurnikan, maka kita akan berseru dengan sukacita dan kekaguman, karena keindahannya!

Jiwa seorang manusia adalah sesuatu yang memiliki kemuliaan besar dihadapan Allah; inilah mengapa Allah menginginkan kita untuk menjadi murni secara sempurna. Bukan melalui bebas dari kesalahan sehingga kita menjadi murni. Tidak, tetapi melalui pertobatan kita akan dosa-dosa kita, dan kerendahan hati kita. Anda lihat, cukup nyata bedanya! Para kudus bukanlah jiwa-jiwa yang bebas dari kesalahan, tetapi mereka yang bangkit berulang-ulang setiap kali mereka jatuh, dan memohon pengampunan; sangat berbeda.

Jadi mari kita memanfaatkan fasilitas indah yang diberikan Tuhan kepada kita untuk membantu jiwa-jiwa yang masih menanti untuk menginginkan Allah dan yang merindukan karena penundaan ini, karena Tuhan yang mulia yang telah mereka lihat dan yang mereka inginkan dengan segenap hati mereka.

Juga, jangan kita lupakan bahwa doa anak-anak memiliki kuasa yang sangat besar kepada Tuhan. Jadi, marilah ajari anak-anak kita untuk berdoa.
Saya teringat seorang gadis kecil yang telah saya ceritakan tentang jiwa-jiwa yang malang. Saya berkata kepadanya: "Sekarang, kamu akan berdoa bagi jiwa-jiwa semua anggota-anggota keluargamu dan teman-teman yang telah meninggal. Maukah kamu pergi ke hadapan Yesus dan memohon kepadaNya?" Dia pergi kepada Yesus dan lima menit kemudian dia kembali, dan saya bertanya kepadanya: "Apa yang kamu minta dari Tuhan?" Dia menjawab: "Saya meminta Tuhan untuk membebaskan semua jiwa-jiwa di Api Penyucian!"

Jawaban itu mengejutkan saya dan saya menyadari bahwa saya telah bersikap pelit dalam permintaan saya, tetapi dia telah langsung mengerti apa yang harus dimintakan. Anak-anak begitu perasa, mereka bisa mendapatkan begitu banyak dari kemurahan Tuhan.

Juga, mari sebutkan disini orang-orang yang telah pensiun dan semua yang memiliki waktu luang; jika mereka sering menghadiri Misa harian... Harta karunia apakah yang bisa mereka timbun, bukan hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi anggota keluarga mereka yang telah meninggal dan bagi ribuan jiwa-jiwa!

Nilai dari satu Misa Kudus saja tidak terukur. Jika kita dapat menyadarinya!... Betapa suatu kekayaan yang oleh ketidakpedulian kita, atau semata-mata kemalasan kita, terbuang cuma-cuma!

Dimana kita memiliki kuasa untuk menyalamatkan saudara-saudari kita, dengan mengambil bagian dalam penebusan, bersama-sama dengan Yesus, Sang Penyelamat dan Penebus kita!


Jangan Lupakan Indulgensi

Bunda Gereja memiliki beberapa harta karun yang bagus bagi kita - mari kita lihat beberapa diantaranya dengan seksama!

"Melalui indulgensi umat bisa mendapatkan remisi atas hukuman sementara yang diakibatkan oleh dosa-dosa, bagi diri mereka sendiri dan juga bagi arwah-arwah di Api Penyucian" (Katekis Gereja Katolik nomor 1498)

Apakah yang dimaksud dengan indulgensi?
Ini adalah apa yang ditulis dalam buku Katekis Gereja Katolik: "Suatu indulgensi adalah remisi di hadapan Allah atas hukuman sementara yang diakibatkan oleh dosa-dosa yang kesalahannya telah diampuni, yang didapat oleh umat Kristen dalam kondisi-kondisi tertentu melalui tindakan Gereja yang, sebagai pelayan penebusan, memberikan dan memakai dengan kuasa, harta karun dari pemenuhan Kristus dan para kudus."

"Sebuah indulgensi adalah sebagian atau penuh sesuai dengan apakah indulgensi tersebut menghapuskan sebagian atau segenap hukuman sementara yang disebabkan oleh dosa." Indulgensi bisa dikenakan kepada orang hidup maupun orang yang sudah meninggal." (Katekis Gereja Katolik nomor 1471)

Yesus memberikan kepada para murid-muridNya, dan oleh karena itu kepada Gereja Katolik, kuasa untuk mengikat dan melepaskan, dan sepanjang berabad-abad, dalam berbagai cara, Gereja telah menggunakan saluran belas kasih Allah ini kepada orang hidup dan mati.

Segala hal menyangkut indulgensi direvisi oleh Paus Paulus VI; hasil-hasilnya dapat ditemukan dalam buku The Book of Indulgences, Aturan dan Pemberian, dipublikasikan 29 Juni 1968 oleh Vatican Publishers.
"Sasaran yang dituju oleh otoritas gereja dalam memberikan indulgensi tidak hanya untuk membantu umat menghapuskan hukuman atas dosa, tetapi juga untuk mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan baik, penitensi, dan tindakan amal - terutama yang membawa pada pertumbuhan iman dan yang cenderung pada kebaikan bersama."

"Dan jika umat menawarkan indulgensi sebagai penebusan bagi orang yang sudah meninggal, mereka menanamkan amal baik dengan cara yang bagus dan sementara mengangkat pikiran mereka ke surga mereka membawa kondisi yang lebih baik bagi hal-hal di dunia ini."

"Meskipun indulgensi sesungguhnya adalah karunia cuma-cuma, betapapun indulgensi diberikan kepada yang masih hidup maupun yang sudah meninggal hanya pada kondisi-kondisi yang telah ditentukan...umat bersangkutan harus mengasihi Allah, menghindari dosa, menaruh kepercayaan kepada Kristus dan percaya dengan teguh kepada bantuan besar yang mereka dapat dari persekutuan para kudus."

Sebagai hasil dari revisi, segala perbedaan atas hari, bulan, dan tahun telah dihapuskan; satu-satunya perbedaan yang tetap dipertahankan adalah antara indulgensi penuh dan sebagian. Kita juga mesti mengingat yang berikut ini:

Tidak seorangpun dapat memberikan indulgensi yang didapatnya kepada orang lain yang masih hidup Baik indulgensi penuh maupun sebagian selalu dapat diberikan kepada orang yang telah meninggal. "Umat yang menggunakan dengan devosi, suatu benda religius (salib, kayu salib, rosario, skapulir, atau medali) yang diberkati dengan selayaknya oleh seorang imam, bisa mendapatkan indulgensi sebagian. Tetapi jika obyek ini diberkati oleh Sri Paus ataupun seorang uskup, umat yang menggunakan obyek tersebut bisa mendapatkan indulgensi penuh pada pesta perayaan Rasul Suci Petrus dan Paulus, jika mereka juga membacakan pernyataan iman (kredo) menggunakan formula yang diakui Gereja."


Di Medjugorje, pada tanggal 18 Juli 1995, Bunda Maria berkata:

"Anak-anak yang baik, hari ini Aku memanggil kalian untuk menempatkan benda-benda yang telah diberkati di rumah-rumah kalian dan mengajak setiap orang untuk mengenakan benda yang telah diberkati. Berkatilah segala obyek, dan demikian serangan Setan akan berkurang karena kalian memiliki perisai untuk melawannya."

"Untuk mendapatkan indulgensi penuh perlu untuk melakukan tindakan yang diperlukan oleh indulgensi tersebut dan untuk memenuhi tiga syarat: sakramen pengakuan dosa, Komuni Ekaristi dan doa bagi intensi-intensi Sri Paus. Lebih jauh lagi diperlukan bahwa segala keterikatan dengan dosa, bahkan dosa-dosa ringan, ditiadakan."

Syarat berdoa bagi intensi-intensi Sri Paus dapat dipenuhi dengan mengucapkan satu doa Bapa Kami dan satu kali Salam Maria. Betapapun, masing-masing umat individual bebas mengucapkan doa-doa lain sesuai dengan ketaatan dan devosi mereka kepada Sri Paus.
Revisi baru memberikan tiga konsesi:

Indulgensi sebagian diberikan kepada umat yang, dalam memenuhi kewajiban mereka dan dalam menghadapi tantangan hidup, mempersembahkan hidup mereka kepada Tuhan dengan keyakinan dan kerendahan hati, dan menambahkan dalam hati mereka panggilan yang khidmat. Indulgensi sebagian diberikan kepada umat yang, dengan jiwa penuh oleh iman dan belaskasihan, memberikan diri mereka sendiri ataupun harta milik mereka bagi saudara-saudara mereka yang membutuhkan. Indulgensi sebagian diberikan kepada umat yang, dengan semangat pertobatan, menjauhkan diri mereka dari sesuatu hal secara spontan (=berpuasa dan berpantang).
Indulgensi penuh bisa diperoleh pada peristiwa-peristiwa berikut ini:
  • Adorasi kepada Sakramen Mahakudus setidaknya setengah jam
  • Mengucapkan doa Rosario di gereja, dalam satu keluarga atau dalam suatu komunitas
  • Menjalankan Perhentian-perhentian Jalan Salib
  • Membaca Kitab Suci setidaknya setengah jam
  • Kunjungan ke gereja antara tanggal 1 November tengah hari sampai tanggal 2 November tengah malam, bagi intensi orang-orang yang telah meninggal
  • Mengunjungi kuburan, bagi intensi mereka yang telah meninggal
  • Mengambil bagian dalam perayaan Komuni Suci Pertama, atau Misa pertama seorang imam, atau perayaan 25, 50 atau 60 tahun menjadi imam
  • Pembaruan janji-janji baptis selama Minggu Paskah Adorasi kepada Salib selama liturgi Jumat Agung
  • Benediksi oleh Sri Paus, bahkan ketika didengarkan melalui radio atau menonton lewat televisi Dengan menerimakan sakramen Pengakuan Dosa secara teratur, seseorang bisa mendapatkan banyak indulgensi penuh.
  • Hanya satu indulgensi penuh perhari diperbolehkan, tetapi seseorang bisa mendapatkan sejumlah indulgensi sebagian dengan mengucapkan doa-doa tertentu yang dianjurkan oleh Gereja, seperti:
Angelus Domini
Kredo Para Rasul Mazmur 130 (De Profundis)
Litani Nama Kudus Yesus
Litani Hati Kudus Yesus
Litani Santa Perawan Maria
Litani Santo Yusuf
Litani Para Kudus
Magnificat
Mazmur 51 (Miserere)
Doa bagi panggilan religius atau imam
Doa persatuan umat Kristen
Salve Regina (Salam, Ratu Surga)
Membuat tanda salib (dilakukan secara khidmat)
Tantum Ergo Te Deum
Veni Creator (Datanglah Roh Kudus)

Daftar di atas bukan daftar lengkap. Silakan minta petunjuk pastor paroki.

Indulgensi sebagian didapat melalui tindakan konkrit dari iman, harapan dan kasih, di tengah-tengah tantangan-tantangan hidup dan sebagaimana kita menjalani kewajiban-kewajiban hidup kita sehari-hari. Indulgensi juga didapat melalui tindakan amal kepada sesama kita, berpuasa dan pantang, dan doa-doa dan pikiran-pikiran spontan yang diajukan kepada Allah, kepada Bunda Maria, kepada Keluarga Kudus.

Buku "The Book of Indulgence" mengandung satu daftar doa-doa yang direkomendasikan; suatu buku yang sangat bermanfaat - bacalah!

Ya, Hati Kudus Yesus,

Berikanlah aku selalu rahmat untuk hidup sesuai dengan kehendakMu, sebagaimana pada saat terbaik, paling berbahagia, paling penting dalam hidupku, begitu juga pada saat-saat sulit.
Berikanlah selalu agar aku siap untuk saat-saat terakhir; berikanlah aku ketabahan untuk memberikan segalanya bagi kasihMu, bahkan hidupku, jika diperlukan.

Yesus, melalui SengsaraMu yang maha Kudus, semoga saat Engkau datang pada saat kematianku dan menemukanku terjaga, seperti hamba yang baik, dengan penyesalan yang tulus, pengakuan yang baik, diperkuat oleh sakramen-sakramen terakhir.

Tuhan, jangan meninggalkan aku pada pergulatan terakhir di dunia ini, ketika aku harus bertempur melawan Setan, mungkin dalam api yang menyala-nyala. Semoga BundaMu yang Suci, Bunda Belaskasih, dan Santo Mikael dan segenap para malaikat, menolong dan melindungi aku dari segala cobaan pada saat aku meninggalkan dunia ini. Semoga mereka menguatkan aku dan menghiburku dalam segala penderitaanku.

Berikanlah kepadaku, ya Tuhan, pada saat itu, iman yang hidup, kepercayaan yang teguh, kasih yang membara dan kesabaran yang besar. Tolonglah aku untuk membaktikan diriku sepenuhnya, dengan segala pikiran jernih, kedalam tanganMu dan untuk meninggalkan diriku sendiri seperti seorang anak kecil kepada tempatMu yang kudus.

Dalam kebaikanMu yang tanpa batas dan belaskasihMu yang besar,
ya Yesus, ingatlah akan daku!


Amin.
-------------------
Foto :
- Taman Prasasti, Jl. Tanah Abang I, Jakarta
- Gerej Katedral, Jakarta
- Gereja Theresia, Jakarta
(c) antonwk, 2006, 2008

[Forward] Miskonsepsi Terhadap Buddha Dharma

Sumber Tulisan: Milis [Samagghipala]
Forwarded By Lie Lien (F.Psi UAJ)

Misconception
Banyak konsep-konsep keliru yang tersebar di sekitar kita dan bahkan ada yang telah menjadi pendapat umum, sehingga kita seringkali secara tidak sadar menerima dan menelannya begitu saja sebagai suatu kebenaran.. Akibatnya kita pun jadi tidak menyadari kekeliruan pandangan kita terhadap suatu peristiwa atau obyek.

Menyadari hal itu, tidak mengherankan kalau di kalangan masyarakat Indonesia termasuk di kalangan mereka yang mengaku beragama Buddha juga beredar anggapan-anggapan keliru terhadap Agama Buddha. Memang tidak mudah menjadi orang yang selalu bisa mengikuti anjuran Sang Buddha untuk "ehipassiko" (datang dan dan lihatlah) maupun untuk berpedoman "jangan mudah percaya" sebagaimana yang dibabarkan Sang Buddha dalam Kalama Sutta.

Meluruskan
Namun lepas dari kelemahan manusia yang mudah menerima begitu saja segala informasi tanpa disaring terlebih dahulu, anggapan keliru sesungguhnya sering bermula--dan juga mendapatkan penegasan dari praktek-praktek non Buddhis yang dilakukan umat Buddha. Dalam hal ini semestinya umat Buddha mawas diri dan berusaha menjaga agar citra umat Buddha tidak menjadi jelek di mata umum. Sedangkan untuk meluruskan anggapan-anggapan keliru yang sudah beredar, memang diperlukan usaha-usaha ekstra untuk memberikan penerangan yang jelas kepada masyarakat terutama di kalangan Umat Buddha sendiri.

Beberapa anggapan keliru itu adalah:

1. Agama Buddha mengajarkan untuk hidup pasif dan berpandangan pesimis.
2. Agama Buddha mengajarkan untuk melarikan diri dari kenyataanhidup
3. Agama Buddha hanya cocok untuk orang-orang tua
4. Agama Buddha adalah agama nenek moyang yang sudahketinggalan jaman
5. Agama Buddha mengajarkan untuk menyembah berhala
6. Agama Buddha penuh dengan ketakhayulan dan mengajarkan untuk bakar-bakar kertas.
7. Agama Buddha menganjurkan umat Buddha untuk menjadi Bhikkhu
8. Agama Buddha menganjurkan umat Buddha untuk vegetarian
9. Agama Buddha membuat negara menjadi tidak maju
10. Agama Buddha tidak melakukan pelayanan sosial
11. Agama Buddha tidak memiliki konsepsi mengenai Tuhan YangMaha Esa

Penjelasan
Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai sebab dari anggapan keliru di atas serta jawaban dan penjelasan yang harus diberikan untuk meluruskannya. Adanya anggapan-anggapan keliru terhadap Agama Buddha yang menyebabkan seseorang masih memiliki keraguan terhadap Buddhadharma. Agar keyakinannya dapat tumbuh secara benar, anggapan keliru tersebut harus dihapuskan terlebih dahulu.


Pertama. Anggapan bahwa Agama Buddha mengajarkan untuk hidup pasif dan berpandangan pesimis. Anggapan keliru ini muncul karena Sang Buddha menyatkaan bahwa hidup ini adalah dukkha. sesungguhnya pengertian dukkha di sini adalah "tidak memuaskan". Agama Buddha tidak menyangkal bahwa hidup manusia ini diliputi senang dan susah yang silih berganti. Namun karena selain senang ada pula susah dan keduanya itu tidak kekal, maka hidup menjadi sesuatu keadaan yang tidak memuaskan.

Dengan demikian dalam hal ini tentunya pandangan yang diajarkan agama Buddha bukanlah pandangan yang pesimistis, tetapi justru pandangan yang sangat realistis. Sang Buddha menyatakan bahwa hidup ini dukkha maksudnya agar kita menyadari bahwa kehidupan kita yang sekarang masih belum sempurna dan setelah kita memahaminya tentu kita akan berusaha merealisasikan keadaan yang sempurna atau kebahagiaan sejati. Seperti halnya orang yang sakit, baru setelah mengetahui dirinya sakit ia akan berobat ke dokter untuk mengetahui sebab sakitnya dan apa obatnya. Setelah mengetahui obatnya ia akan memakannya supaya bisa sembuh dan sehat kembali.

Sang Buddha tidak hanya menyatakan bahwa hidup ini dukkha, tetapi juga menjelaskan sebab dari dukkha, keadaan lenyapnya dukkha, dan jalan untuk melenyapkan dukkha. Dengan demikian jelas bahwa agama Buddha tidak mengajarkan untuk hidup pasif. Umat Buddha justru manusia-manusia aktif yang berusaha melaksanakan jalan tengah yang diajarkan Sang Buddha untuk dapat mencapai kesempurnaan, atau paling tidak bisa mencapai keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya dan bukannya semakin merosot...

Kedua. Anggapan bahwa agama Buddha mengajarkan untuk melarikan diri dari kenyataan hidup. Para Bhikkhu sering dikatakan telah meninggalkan keduniawian, sehingga dianggap Agama Buddha mengajarkan untuk melarikan diri dari kenyataan hidup. Sesungguhnya hal ini tidak benar. Benar bahwa para bhikkhu meninggalkan rumah, tetapi mereka tetap berada di dunia ini. Bahkan para Buddha, Bodhisatva, dan Arahat aktif menyebarkan kebenaran demi kesejahteraan dunia, tetapi akan lebih tepat jika dipahami sebagai "mengatasi keduniawian" .

Sesungguhnya justru para bhikkhulah yang dalam latihan dan perenungannya benar-benar menghadapi kenyataaan hidup dan senantiasa berusaha mengatasi keserakahan, kebencian, dan kedunguan. Sedangkan umat awam banyak yang tidak berusaha menghadapi dan mengatasi masalah-masalah kehidupan secara tuntas, mereka lebih sering melarikan diri dari kenyataan hidup.

Ketiga. Anggapan bahwa agama Buddha hanya cocok untuk orang-orang tua. Anggapan keliru bahwa Agama Buddha hanya cocok untuk orang-orang yang sudah tua dan tidak lagi punya kesibukan dapat timbul karena orang melihat praktek sebagian umat Buddha awam yang dalam melakukan kebaktian pagi dan sore menggunakan waktu yang cukup lama. Menganggap kebaktian dalam agama Buddha itu menyita waktu lama adalah keliru.Sebetulnya para perumah tangga yang memiliki banyak tugas dan pekerjaan dalam melakukan kebaktian secara singkat saja, tidak harus sepanjang seperti yang dilakukan seperti para Bhikkhu.

Agama Buddha sesungguhnya lebih cocok untuk orang-orang muda, karena sangat banyak keuntungannya jika seseorang sudah dapat mempraktekkan ajaran agama Buddha sejak masih muda.

Keempat. Anggapan bahwa agama Buddha adalah agama nenek moyang yang sudah ketinggalan jaman. Anggapan seperti ini terjadi di tempat-tempat di mana umat Buddha menganut agama Buddha secara turun-temurun, namun hanya tinggal tradisinya saja. Tradisi itu pun dilaksanakan dengan tanpapengertian benar. Tempat ibadah yang terkesan kuno juga telah ikutmemunculkan anggapan bahwa agama Buddha sudah ketinggalan jaman.


Sesungguhnya kalau kita mau mengkaji ajaran agama Buddha, makatidak akan pernah timbul pendapat bahwa agama Buddha itu sudah ketinggalan jaman. Agama Buddha memang agama warisan nenek moyang, namun agama Buddha merupakan agama yang tidak akan pernah ketinggalan jaman karena agama Buddha itu mengajarkan Kesunyataan, kebenaran mutlak yang tidak tergantung pada waktu, tempat, dan keadaan. Bahkan pada jaman sekarang Agama Buddha semakin menarik perhatian dunia Barat dan semakin mudah diterima oleh kaum intelektual karena merupakan agama yang tetap selaras dengan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern.

Kelima. Anggapan bahwa agama Buddha mengajarkan untuk menyembah berhala. Anggapan bahwa Agama Buddha mengajarkan untuk menyembah berhala disebabkan karena kalau dilihat sepintas lalu memang ada kemiripan antara Umat Buddha yang bersujud di muka Buddharupang dengan para penyembah berhala. Namun sesungguhnya Umat Buddha yang telah memahami Buddhadhamma hanya akan menjadikan Buddharupang sebagai sarana untuk menghormati sifat-sifat luhur Sang Buddha, sehingga akan dapat meneladani Sang Buddha. Sama seperti seorang warganegara ketika memberikan penghormatan bendera nasionalnya, yang dihormati bukanlah secarik kain, tetapi lambang kebesaran bangsa dan negara yang terkandung pada bendera tersebut.

Keenam. Anggapan bahwa agama Buddha penuh dengan ketakhayulan dan menganjurkan bakar-bakar kertas. Anggapan ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, orang tidak mengerti makna sesungguhnya dari upacara-upacara dalam agama Buddha. Kedua,orang menganggap praktek-praktek non Buddhis sebagai bagian dari ajaran Sang Buddha. Lilin, dupa, dan bunga yang kita persembahkan di altar semata-mata wujud penghormatan kita kepada Sang Buddha, sekaligus tanda bahwa kita ingat akan Dhamma yang Beliau ajarkan. Lilin melambangkan cahaya Dhamma,dupa melambangkan keharuman Dhamma, dan bunga melambangkan keindahan Dhamma.

Kebaktian Agama Buddha juga jauh dari ketakhayulan.. Tujuan kebaktian dalam agama Buddha hanyalah untuk memusatkan perhatian dan memperkuat keyakinan kita kepada Buddha, Dhamma, Sangha. Agama Buddha justru menyatakan bahwa adanya pandangan "melalui upacara,kesucian dan pembebasan mutlak akan dapat diperoleh" merupakan salah satu belenggu yang harus dipatahkan.

Mengenai bakar-bakar uang kertas, rumah-rumahan kertas, dan sebagainya,semua itu adalah warisan tradisi orang Tionghoa dari jamandahulu dan bukan milik Agama Buddha. Demikian pula mengambil ciamsi,menanyakan peruntungan, meramalkan nasib, semua itu tidak dibenarkan dalam Agama Buddha. Sesungguhnya Umat Buddha telah memiliki pegangan yang mantap yaitu Hukum Karma.


[ to be continued ]

20081028

Eksperimen Tempat Parkir

Written by
Liza Marielly Djaprie (F.Psi' UAJ 95)

Parkir. Seminggu belakangan ini ada satu hal yang terus muncul dalam benak saya. Awalnya, minggu kemarin ketika saya sedang mencari parkir di sebuah mal di daerah Jakarta Selatan.


Pertama kali saya masuk area parkiran tersebut, semua tempat penuh. Biasanya ya sudah saya cari saja tempat parkir lain. Tapi hari itu entah mengapa kok ya saya lagi agak kekeuh dan mencoba untuk memutar lagi untuk kembali ke area tersebut.



Dua Menit Saja


Pas saya tiba kembali di area tersebut, ada satu buah mobil sedang parkir di satu buah area parkir yang kosong. Area parkir yang tidak ada 2 (DUA) menit yang lalu saya lewati karena penuh semua. Namun mobil di depan saya bisa mendapatkan satu buah tempat parkir saat ini, HANYA dua menit setelah saya lewat.


Isengnya saya kumat.Saya jadi tergelitik untuk tersadar betapa hanya dalam beberapa menit (atau bahkan detik) saja, suatu hal bisa berubah. Saya jadi iseng untuk bereksperimen.


Changes


Sejak minggu lalu hingga sekarang, saya ngotot untuk parkir di satu area saja di mal tersebut (kebetulan saya memang ‘penghuni’ tetap mal ini, jadi hampir tiap hari saya ke sana, baik untuk urusan yang mendatangkan uang maupun menghamburkan uang).


Hasilnya ya... hari ini baru saja saya merasa semua confirmed. Suatu hal bisa saja berubah hanya dalam jentikan jari. Huebat ya.... Fakta ini tentu saja sudah saya ketahui dari lama... Dan saya yakin begitu pula dengan rekan-rekan sekalian.


Life


Tetapi saya benar-benar jadi tersenyum dan berpikir saja. Yang saya eksperimen-kan ini hanya masalah parkir. Kebayang tidak sih, bagaimana ‘hukum’ ini pasti juga berlaku di ragam kehidupan lainnya.


Kebayang ga sih, kalau sebenarnya mungkin ada banyak banget hal-hal menakjubkan yang bisa kita dapatkan tetapi karena kita terbirit-birit dan hanya mau melihat yang memang tersedia saja, jadi ya kesempatan itu lolos saja.


Hal ini terpikirkan oleh saya karena pada beberapa kesempatan, saya memang terbirit-birit melewati area parkir tersebut untuk dapat segera turun & menemui janji saya.


If ...


Tetapi pas saya lewat yang pertama kali, area tersebut penuh. Begitu saya berputar lagi, sudah ada yang kosong. Saya kan jadi berpikir, “kalo tadi gw ga ngebut2 ga jelas gitu, mgkn gw dah dpt tmp parkir itu kali”.


Memang sih, saya juga tipe orang yang percaya, ya kalo belum saatnya ya belum aja. Saya percaya kalo bukan milik ya ga dapat saja.


Tetapi saya kok juga yakin kalo ada beberapa hal yang memang ‘ditakdirkan’ untuk jadi milik kita tetapi karena kita sibuk terbirit-birit (seperti layaknya manusia metropolis) jadi hal-hal tersebut lewat aja deh.



Reflection


Sudah berapa lama sih kita terlalu sibuk berlari kesana-sini tanpa sempat untuk menikmati udara ini dan melihat betapa kesempatan untuk masih dapat menghirup udara ini benarnya suatu berkah yang tak terhingga?


Sudah berapa lama sih kita terbiasa untuk berlari sibuk mengejar beragam hal nun jauh disana sampai tidak bisa melihat begitu banyak pula beragam hal indah terbuka untuk kita dan lokasinya malah ga jauh-jauh dari genggaman tangan serta penglihatan kita?

Enjoy the Life


Sudah berapa lama sih kita nyaman sekali berpeluh hanya untuk menunjukkan kepada khalayak ramai betapa huebat dan sibuknya kita, padahal dengan berjalan santai kita pun tetap saja bisa huebat ga ketulungan toch?


Saya jadi ingat kalimat yang pernah saya baca, “Don’t forget to take a nap. The world would not stop moving while you’re doing it”


I hope all of you, & I as well, today cud stop a while or simply slowing down our pace to stop & smell the roses...



Who knows in 5 seconds we wud lose our chance on smelling the roses again...


Love, Peace & Joy,
LiZA

Halloween, All Saints' Day, All Souls' Day (2)


Hari Raya Semua Orang Kudus dan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Oleh: P. William P. Saunders *


Dapatkah dijelaskan asal mula Hari Raya Semua Orang Kudus dan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman? Apakah kedua perayaan tersebut ada hubungannya dengan paham kekafiran dan perayaan Halloween?~ (Seorang pembaca di Springfield)


Hari Raya Semua Orang Kudus dan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, berkembang dalam kehidupan Gereja, terlepas dari paham kekafiran dan perayaan Halloween.


All Saints' Day

Marilah pertama-tama kita membahas Hari Raya Semua Orang Kudus. Asal mula yang tepat dari perayaan ini tidak diketahui dengan pasti, walau, sesudah disahkannya kekristenan pada tahun 313 M, suatu peringatan umum demi menghormati para kudus, khususnya para martir, muncul di berbagai wilayah di segenap penjuru Gereja. Sebagai contoh di Timur, kota Edessa merayakan pesta ini pada tanggal 13 Mei; Siria merayakannya pada hari Jumat sesudah Paskah; kota Antiokhia merayakannya pada hari Minggu pertama sesudah Pentakosta. Baik St Efrem (wafat 373) dan St Yohanes Krisostomus (wafat 407) menegaskan akan adanya perayaan ini dalam khotbah mereka. Di Barat, suatu peringatan demi menghormati semua orang kudus juga dirayakan pada hari Minggu pertama sesudah Pentakosta.


Alasan utama menetapkan suatu pesta umum ini adalah karena kerinduan untuk menghormati sejumlah besar martir, teristimewa yang wafat dalam masa penganiayaan oleh Kaisar Diocletion (284-305), yaitu masa penganiayaan yang paling luas, keji dan bengis. Singkatnya, tidak akan ada cukup hari dalam satu tahun apabila masing-masing martir dirayakan tersendiri, lagipula kebanyakan dari para martir ini wafat dalam kelompok. Sebab itu, suatu pesta umum bagi semua orang kudus, dianggap paling tepat.



Pada tahun 609, Kaisar Phocas memberikan Pantheon di Roma (= kuil yang dipersembahkan bagi semua dewa) kepada Paus Bonifasius IV, yang mempersembahkannya kembali pada tanggal 13 Mei di bawah nama St Maria ad Martyres (atau St Maria dan Semua Martir). Apakah Bapa Suci dengan sengaja memilih tanggal 13 Mei karena tanggal perayaan yang populer ini telah ditetapkan di Timur atau apakah hal ini sekedar kebetulan belaka, tak seorang pun tahu pasti.

1 November

Penetapan tanggal 1 November sebagai Hari Raya Semua Orang Kudus berkembang seturut berjalannya waktu. Paus Gregorius III (731-741) mempersembahkan suatu oratorium di Basilika St Petrus yang asli demi menghormati semua orang kudus pada tanggal 1 November (setidaknya demikian menurut beberapa catatan), maka kemudian tanggal ini menjadi tanggal resmi untuk merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus di Roma. St. Beda (wafat 735) mencatat HR Semua Orang Kudus dirayakan pada tanggal 1 November di Inggris, dan perayaan serupa juga ada di Salzburg, Austria.

Ado dari Vienne (wafat 875) menceritakan bagaimana Paus Gregorius IV meminta Raja Louis yang Saleh (778-840) untuk memaklumkan tanggal 1 November sebagai HR Semua Orang Kudus di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi yang Kudus. Buku Doa Misa dari abad ke-9 dan ke-10 juga menempatkan HR Semua Orang Kudus dalam penanggalan liturgi pada tanggal 1 November.

Menurut seorang sejarahwan Gereja perdana, John Beleth (wafat 1165), Paus Gregorius IV (827-844) secara resmi memaklumkan tanggal 1 November sebagai HR Semua Orang Kudus, memindahkannya dari tanggal 13 Mei. Tetapi, Sicard dari Cremona (wafat 1215) mencatat bahwa Paus Gregorius VII (1073-85) akhirnya menghapus tanggal 13 Mei dan mengamanatkan 1 November sebagai tanggal perayaan HR Semua Orang Kudus. Secara keseluruhan dapat kita lihat bahwa Gereja menetapkan perayaan liturgis demi menghormati para kudus ini sama sekali terlepas dari pengaruh kekafiran.

Halloween

Sekarang, kita membahas hubungannya dengan perayaan Halloween. Tanggal 1 November menandai Samhain, yaitu dimulainya musim dingin bangsa Celtic. (Bangsa Celtic hidup sekitar 2000 tahun yang lalu di Inggris, Scotlandia, Wales, Irlandia dan Perancis utara.) Samhain, yang namanya dipakai sebagai nama perayaan, adalah dewa kematian bangsa Celtic, namanya secara harafiah berarti “akhir musim panas”. Karena musim dingin adalah masa-masa dingin, kegelapan dan kematian, kaum Celtic segera menghubungkannya dengan kematian manusia.

Malam menjelang Samhain, yaitu tanggal 31 Oktober, adalah saat kurban kafir bangsa Celtic, dan Samhain mengijinkan jiwa-jiwa orang mati untuk kembali ke rumah-rumah duniawi mereka pada malam ini. Setan-setan, hantu, roh dan tukang sihir datang untuk mencelakai manusia, teristimewa orang-orang yang pernah menyakiti mereka semasa mereka masih hidup. Kucing, juga, dianggap keramat sebab dianggap dulunya mereka adalah manusia yang dikutuk sebagai hukuman atas perbuatan-perbuatan jahat mereka semasa di dunia.

Guna melindungi diri dari roh-roh jahat yang bergentayangan pada malam Samhain, orang-orang memadamkan perapian mereka, dan para Druids (para imam dan guru rohani bangsa Celtic) mendirikan suatu api unggun tahun baru yang sangat besar terbuat dari dahan-dahan pohon oak yang keramat. Druids mempersembahkan kurban-kurban bakaran - hasil bumi, hewan, bahkan manusia - dan menyampaikan ramalan mengenai tahun yang akan datang dengan memeriksa sisa-sisa kurban bakaran. Orang-orang terkadang mengenakan kostum dari kepala dan kulit binatang. Dari api unggun yang baru ini, perapian rumah para penduduk sekali lagi dinyalakan.

Folk Tradition on Halloween Eve

Kelompok-kelompok etnis yang berbeda masing-masing memiliki adat mereka sendiri yang berbaur dengan perayaan. Di Irlandia, orang mengadakan suatu arak-arakan demi menghormati dewa Muck Olla. Mereka mengikuti sang pemimpin yang mengenakan jubah putih dengan topeng dari kepala binatang dan minta sedekah makanan. (Irlandia juga merupakan asal dari dongeng `jack-o-lantern': seorang bernama Jack yang tak dapat masuk ke surga karena kikir, namun ia juga tak dapat masuk ke neraka karena ia sering melontarkan lelucon untuk mengolok-olok iblis; jadi ia dihukum untuk berjalan mengelilingi dunia dengan lenteranya hingga tiba Hari Penghakiman.)


Orang-orang Scotlandia berjalan menyusuri padang dan desa-desa dengan membawa suluh dan menyalakan api unggun guna menghalau tukang sihir dan roh-roh jahat. Di Wales, setiap orang meletakkan suatu batu yang telah ditandai pada api unggun yang sangat besar. Jika batu miliknya tak dapat diketemukan kembali keesokan paginya, maka pastilah orang itu akan mati dalam tahun itu.

Di samping tradisi Celtic yang telah ada, penjajah Romawi yang berkuasa atas Inggris pada tahun 43 M membawa serta dua perayaan kafir lainnya: Feralia yang dirayakan di penghujung bulan Oktober demi menghormati mereka yang telah meninggal dunia; dan suatu perayaan pada musim gugur demi menghormati Pomona, dewi buah-buahan dan pepohonan, kemungkinan, melalui perayaan ini, buah apel kemudian dihubungkan dengan perayaan Halloween. Unsur-unsur perayaan Romawi ini dipadukan dengan perayaan Samhain bangsa Celtic.

Tradisi Gereja

Dengan tersebar luasnya kekristenan dan dengan ditetapkannya HR Semua Orang Kudus, sebagian dari tradisi-tradisi kafir ini tetap tinggal dalam wilayah yang masyarakatnya berbahasa Inggris, dalam perayaan All Hallows Eve (atau Halloween, All Saints Eve, Malam menjelang HR Semua Orang Kudus), kemungkinan pertama-tama memang berasal dari takhayul, tetapi kemudian, lebih pada unsur sukaria tanpa ada hubungan dengan kekafiran.

Oleh sebab itulah, anak-anak kecil (dan juga sebagian orang dewasa) masih mengenakan berbagai macam kostum dan malam itu berpura-pura menjadi setan, tukang sihir, drakula, monster, ninja, bajak laut, dan lain sebagainya, tanpa lagi memikirkan kekafiran. Dengan demikian, HR Semua Orang Kudus jelas muncul dari devosi Kristiani yang sejati, terlepas dari paham kekafiran.



All Souls' Day

Sejalan dengan Hari Raya Semua Orang Kudus, berkembang pula Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. Gereja tak henti-hentinya mendorong umat beriman untuk mempersembahkan doa-doa dan Misa Kudus bagi jiwa-jiwa umat beriman yang telah meninggal dunia, yang masih berada di purgatorium. Pada saat kematian mereka, jiwa-jiwa ini belum bersih sepenuhnya dari dosa-dosa ringan atau belum melunasi hutang dosa di masa lalu, dan oleh sebab itu belum dapat menikmati kebahagiaan surgawi. Umat beriman di dunia dapat menolong jiwa-jiwa di api penyucian ini agar dapat segera menikmati kebahagiaan surgawi melalui doa-doa, perbuatan-perbuatan baik dan mempersembahkan Misa Kudus bagi jiwa-jiwa menderita ini.


Pada masa-masa Gereja awali, nama-nama umat beriman yang telah meninggal dunia ditempelkan di Gereja sehingga komunitas akan mengenangkan mereka dalam doa. Pada abad keenam, biara-biara Benediktin mengadakan peringatan khidmad akan para anggota yang telah meninggal dunia, pada hari-hari sesudah Pentakosta. Di Spanyol, St Isidorus (wafat 636) menegaskan adanya perayaan pada hari Sabtu sebelum Minggu Sexagesima (Minggu kedua sebelum Masa Prapaskah, kedelapan sebelum Paskah, dalam penanggalan kuno).


Di Jerman, Widukind, Abbas Corvey (wafat 980) mencatat adanya suatu upacara khusus pada tanggal 1 Oktober bagi umat beriman yang telah meninggal dunia. St Odilo, Abbas Cluny (wafat 1048) mengamanatkan kepada seluruh biara Cluniac agar doa-doa khusus dipanjatkan dan Ofisi bagi Yang Meninggal dimadahkan demi segenap jiwa-jiwa di purgatorium, pada tanggal 2 November, sehari sesudah HR Semua Orang Kudus. Benediktin dan Kartusian menerapkan devosi yang sama, dan segera saja tanggal 2 November dirayakan sebagai Peringatan Arwah Semua Orang Beriman di segenap Gereja.


Tradisi-tradisi lainnya muncul dalam perjalanan waktu sehubungan dengan perayaan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. Pada abad ke-15, Dominikan menetapkan suatu tradisi di mana setiap imam mempersembahkan tiga Misa Kudus pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. Paus Benediktus XIV pada tahun 1748 menyetujui praktek ini dan devosi ini dengan cepat menyebar ke seluruh Spanyol, Portugis dan Amerika Latin. Dalam masa Perang Dunia I, Paus Benediktus XV, menyadari akan banyaknya mereka yang tewas akibat perang dan begitu banyak Misa yang tak dapat dipersembahkan karena hancurnya gereja-gereja, memberikan hak istimewa kepada segenap imam untuk mempersembahkan tiga Misa Kudus pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman: satu untuk intensi khusus, satu untuk arwah semua orang beriman, dan satu untuk intensi Bapa Suci.

Tradition on All Souls' Day Arround The World

Tradisi-tradisi lainnya berkembang sehubungan dengan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. Di Meksiko, sanak-saudara merangkai karangan-karangan bunga dan dedaunan, juga membuat salib-salib dari bunga-bunga segar maupun bunga-bunga kertas beraneka warna guna diletakkan pada makam sanak-saudara yang telah meninggal, di pagi hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman. Keluarga akan menghabiskan sepanjang hari itu di pemakaman. Imam akan mengunjungi makam, menyampaikan khotbah dan mempersembahkan doa-doa bagi mereka yang meninggal, serta memberkati makam-makam satu per satu. Permen “Tengkorak” dibagikan kepada anak-anak.

Praktek serupa didapati pula di Louisiana. Sanak-saudara membersihkan serta melabur batu-batu nisan, mempersiapkan karangan-karangan bunga dan dedaunan, juga salib-salib dari bunga-bunga segar maupun bunga-bunga kertas untuk menghiasi makam. Pada siang hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, imam berarak sekeliling makam, memberkati makam-makam dan mendaraskan rosario. Lilin-lilin dinyalakan dekat kubur pada senja hari; satu untuk setiap anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, biasanya Misa dirayakan di pemakaman. Dua contoh praktek kebudayaan ini berpusat pada pentingnya mengenangkan mereka yang telah meninggal dunia serta mendoakan jiwa-jiwa mereka.

Namun demikian, pada Abad Pertengahan, suatu kepercayaan takhayul, mungkin pengaruh dari paham kafir bangsa Celtic, mengatakan bahwa jiwa-jiwa di api penyucian menampakkan diri pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman sebagai tukang sihir, kodok, hantu, dll kepada mereka yang telah berbuat salah terhadap mereka semasa mereka masih hidup di dunia. Oleh sebab itu, beberapa kelompok etnis juga mempersiapkan makanan sesaji guna menjamu dan menenangkan roh-roh pada hari itu. Praktek-praktek semacam ini kemungkinan merupakan sisa-sisa perayaan Samhain bangsa Celtic seperti yang dibicarakan di atas. Pada masa sekarang, makanan sajian seperti itu tidak lagi ada hubungannya dengan kekafiran melainkan lebih sebagai wujud penitensi.

Oleh sebab itu, baik Hari Raya Semua Orang Kudus maupun Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, berasal dari kepercayaan kristiani dan muncul dalam kehidupan Gereja melalui spiritualitas yang sehat. Segala praktek seputar kedua perayaan religius ini, yang berasal dari paham kafir - seperti Halloween - telah lama kehilangan makna kekafirannya.

---------------------
* Fr. Saunders is is pastor of Our Lady of Hope Church in Potomac Falls.
sumber : “Straight Answers: All Saints and All Souls Day” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved;
www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip/menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

-------------

Photos :
- Gereja St. Theresia, Jakarta. (c) antonwk
- Gereja Katedral, Jakarta. (C) antonwk.
- CD Clip Art

Halloween, All Saints' Day, All Souls' Day (1)




Halloween Eve. Akhir bulan Oktober, saat sebagian orang merayakan Haloween. Sebetulnya, apa maknanya, dan bagaimana riwayatnya?



Dari sumber-sumber literatur, bisa disimpulkan bahwa Haloween ini adalah tradisi rakyat, berasal dari masyarakat Inggris (Britania, Irlandia, dsb). Awalnya, Haloween berkembang dari kepercayaan tradisional tentang arwah-arwah yang sudah berada di "dunia lain" yang pada malam Haloween (31 Oktober) datang kembali ke dunia manusia.
.
Namun kemudian, pada perkembangannya, Gereja Katolik mengadopsi tradisi ini, dengan membingkainya dan memberi makna yang lebih faithful. Dalam konteks ini, dalam tradisi Katolik, dikenal tradisi Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November) dan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (2 November).

Kalender Liturgi Gereja Katolik

Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints' Day) intinya adalah suatu perayaan liturgi Gereja untuk mengenang, mendoakan, dan meminta perantaraan doa semua orang kudus, yang sudah diakui oleh Gereja sudah bersatu dengan Kemuliaan Tuhan Maha Tinggi di Surga. Gereja Katolik mempunyai tradisi merayakan dan memperingati orang-orang kudusnya yang dibuatkan penanggalan perayaan/peringatannya dalam Kalender Liturgi Gereja, sepanjang tahun liturgi.




Tahun Liturgi Gereja dimulai dari Minggu Pertama Masa Adven (sekitar awal Desember), lalu masuk Masa Natal, lalu Masa Prapaskah, lalu Masa Paskah. Di sela-sela masa-masa itu, bila tidak ada perayaan/peringatan khusus, disebutnya sebagai Masa Biasa. Di sepanjang hari dan pekan dalam setahun, telah ditetapkan penanggalan perayaan/peringatan. Perayaan dan Peringatan, dibuat sesuai dengan ketetapan tingkatan Para Kudus (ada Hari Raya Tuhan, Hari Raya Orang Kudus, Peringatan Wajib, Peringatan Tidak Wajib).

Hari Raya, Hari Pesta, Hari Peringatan

Hari Raya Tuhan, antara lain: Hari Raya Natal (dirayakan selama 8 hari, disebut Oktaf Natal); Hari Raya Paskah (dirayakan selama 8 hari, disebut Oktaf Paskah). Hari Raya Tuhan lainnya, antara lain: Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam (ditetapkan pada minggu terakhir kalender liturgi, sekitar minggu terakhir November); Hari Raya Pembaptisan Yesus.

Hari-hari perayaan St. Maria, Ibu Yesus, juga mendapat tempat yang dimuliakan di tradisi Gereja Katolik; antara lain Hari Raya Maria Bunda Allah (1 Januari, sekaligus Hari Raya Maria Bunda Perdamaian Dunia); Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga (15 Agustus). Hari-hari perayaan St. Maria di Gereja Katolik, juga cukup banyak, dan terkait dengan tingkatan devosi orang yang merayakannya. Misalnya, bagi biarawan dan simpatisan Ordo Karmel (termasuk umat/jemaat Gereja Katolik yang menggunakan nama pelindung Santa Maria Bunda Karmel), tanggal 16 July dirayakan sebagai Hari Raya Wajib, terkait dengan devosi kepada Santa Maria Bunda Karmel.

Hari-hari perayaan santo-santa orang kudus Gereja Katolik, juga sangat banyak; ditetapkan pada hari-hari sepanjang tahun liturgi. Hari Minggu sudah "di-reserved" untuk Hari Tuhan (karena Hari Minggu, secara tradisi Gereja adalah Hari Kebangkitan Tuhan, Hari Paskah, maka setiap hari Minggu, didedikasikan sebagai Hari Raya Tuhan; atau untuk Hari Raya yang sangat dimuliakan dalam Gereja Katolik, seperti Hari-hari Perayaan Santa Maria Ibu Yesus).

Pesta & Peringatan Para Kudus

Dalam tradisi Gereja Katolik, santo-santa orang kudus, juga sangat banyak... Dari yang terkenal termasyhur, hingga yang jarang terdengar, dan nyaris tak terdengar... (tanpa mengurangi penghargaan pada kekudusan mereka). Gereja Katolik, tampaknya memang menyukai hal-hal yang hirarkis dan kategoris, sehingga ada urut-urutan tingkat perayaan untuk santo santa juga ada hirarki dan kategori. Antara lain, ada yang di tingkatan para malaikat agung, santo santa pertama/awal, ada yang di tingkatan pujangga Gereja, dsb.

Dari tingkatan penghormatan yang lebih tinggi, ada yang diberikan penghormatan sebagai Hari Raya, Hari Pesta, ada yang diberi penghormatan sebagai Hari Peringatan Wajib, ada yang diberi penghormatan sebagai Hari Peringatan Fakultatif (Tidak Wajib, tergantung tingkat devosi jemaat yang bersangkutan; misalnya jemaat yang menetapkan nama Santo ini sebagai pelindung, biasanya wajib merayakan hari peringatan santo/santa ini). Di Litani (rangkaian doa) dalam tradisi Gereja Katolik, urut-urutan ini pun berlaku. Santo Santa Besar, disebut lebih awal di urutan Litani.

All Saints' Day



Demikianlah, sehingga pada perkembangannya, ada Santo Santa (=Yang Kudus) dan Beato Beata (=Yang Berbahagia, satu tingkatan di bawah Santo Santa) yang termashur, dan kurang termashur, hingga yang nyaris tak terdengar. Pada Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November), Gereja secara khusus mengenang, mendoakan, dan memohon perantaraan doa dari Semua Orang Kudus, tanpa kecuali. Sehingga dimaksudkan, supaya semua orang kudus dan beato beata dari tradisi Katolik di seluruh dunia, dapat dikenang pada hari itu.



All Souls' Day



Menyusul kemudian, untuk mengenang arwah semua orang beriman, dibuatkan secara khusus hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (All Souls' Day), yang ditetapkan oleh Gereja Katolik pada setiap tanggal 2 November. Pada hari ini, Gereja secara khusus mengenang dan mendoakan arwah semua orang yang sudah mendahului meninggalkan dunia.



Tradisi & Ajaran Gereja Katolik meyakini bahwa jiwa-jiwa yang telah meninggalkan dunia fana, sebelum bersatu dengan Kemuliaan Tuhan, dibersihkan terlebih dahulu dalam Api Pencucian (Pulgatory). Jemaat Gereja di dunia, mendoakan para arwah orang beriman supaya mendapat keselamatan dan segera dibebaskan dari Api Pencucian. Doa-doa dari umat beriman, diyakini merupakan bantuan bagi mereka.



Gereja Katolik (setidaknya di Indonesia) sekarang ini mempunyai tradisi memperingati Hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman secara kolektif dengan menyelenggarakan Misa Kudus (Kebaktian Gereja Katolik) di lokasi Pemakaman Katolik. Acara ini biasanya dihadiri oleh jemaat, terutama kaum keluarga yang mendoakan anggota keluarganya yang telah meninggal dunia; terutama bila ada anggota keluarga yang juga dimakamkan di lokasi pemakaman itu. Setelah Misa, biasanya keluarga melakukan ziarah ke makam keluarga. Bagi makam-makam yang saat itu tidak dikunjungi oleh sanak keluarga (yang mungkin ada di kota lain) biasanya ada volunteer-volunteer yang secara sukarela mengunjungi, membersihkan makam, dan mendoakan di makam-makam yang saat itu tidak tampak dikunjungi oleh sanak keluarganya.



All Souls' Day & Halloween Day



Tradisi Hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, dari sumber-sumber literatur, dapat disimpulkan bahwa diadopsi oleh Gereja Katolik, dari tradisi-tradisi masyarakat sekitar Perayaan Hari Haloween.

Gereja Katolik memang sering mengadopsi tradisi-tradisi rakyat yang lalu ditransformasi menjadi tradisi perayaan atau peringatan di Gereja. Misalnya penetapan tanggal 25 Desember, sebagai Hari Natal, konon inspirasinya adalah tanggal 25 Desember adalah 6 hari sebelum pergantian tahun, saat di mana matahari di belahan bumi selatan berada di titik balik, sehingga belahan bumi yang tadinya gelap, menjadi terang. Natal adalah datangnya Terang bagi dunia.

Untuk lebih lengkapnya, penjelasan tentang All Saints' Day, All Souls' Day, Halloween Day dijelaskan dalam kutipan dari tulisan Pater William P. Saunders, seorang Pastor Biarawan, dari Konggregasi Our Lady of Hope Church in Potomac Falls. Sumber : “Straight Answers: All Saints and All Souls Day” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com [Lihat di Posting Halloween, All Saints' Day, All Souls' Day (2) ; to be continued]



------------


Photos:
- Clip Art CD # 9207
- Patung-patung di Taman Prasasti, Jl. Tanah Abang I, Jakarta
- Gereja St. Theresia, Menteng, Jakarta

20081022

[Film] Eagle Eye


If you want to live, you will obey. Demikian tagline film ini. Kira-kira memang demikian, "gugahan" yang menjadi benang merah jalinan ketegangan dalam film ini ....

The threat is the motivator
Film ini mengangkat dengan menarik, bagaimana manusia akan melakukan apa pun, untuk sesuatu yang dianggapnya paling bernilai. Hidup adalah bernilai, hampir tidak ada orang yang ingin keselamatannya terancam, maka ancaman pada keselamatan diri, menjadi pendorong yang kuat bagi seseorang untuk bergerak melakukan apa yang harus dilakukan untuk menghindari ancaman itu...

Threat to someone's most significant other is the most power to encourage someone even beyond the limit

Ketika ancaman itu disasarkan pada milik seseorang yang baginya paling berharga... ketika seorang ibu terancam keselamatan anaknya bila menolak melakukan sesuatu yang diperintahkan... Ada sesuatu yang mendorong orang rela dan berani dan jadi mampu untuk melakukan sesuatu yang dalam kondisi normal belum tentu sanggup dan berani untuk dilakukan.. Bahkan dalam kondisi seperti itu orang rela mati untuk untuk orang lain yang dicintainya...



Leading by only voice, but back up with impossible hands
Film ini berjalan dengan jalinan cerita yang menarik untuk diikuti. Sungguh cerita yang beyond imagination... melebihi dari apa yang dapat dibayangkan... Penonton akan menyaksikan dan mengikuti pengalaman mendebarkan ketika mulai masuk pada adegan-adegan di mana tokoh Ethan dan Rachel, "dibimbing" oleh suara seseorang melalui telephone, yang dapat berbunyi dan menghubungi Ethan dan Rachel dengan cara apa pun yang tak terduga dan yang kelihatan mustahil. But it works ...
.
Mesin yang membangkang dan makan tuan
Kemudian film ini akan menunjukkan bagaimana sebuah perangkat teknologi tinggi, yang dibuat dan seharusnya di bawah kendali manusia, namun akhirnya beyond the control, malah "mesin" ini yang mendikte manusia, dan yang bangkit melawan "tuan" nya....
.
Sungguh suatu film yang membahasakan peribahasa lama "senjata makan tuan" dengan sinematografi yang mengesankan, dengan jalan cerita yang mudah diikuti dan mendebarkan untuk diikuti terus-menerus, dan yang mencengangkan penonton dengan kejadian-kejadian yang beyond imagination....
.
Tempo Interaktif.com menceritakan film ini sebagai berikut:
.
Hasil Lacak Teknologi Dalam Eagle Eye
http://www.tempointeraktif.com/ Kamis, 16 Oktober 2008 13:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Jerry Shaw (Shia LaBeouf) telah memilih lari dari keluarga, sementara saudara kembarnya, Ethan, selalu menjadi si nomor satu. Ethan merintis karier militer, seperti ayah mereka. Jerry sempat mencoba hal yang sama, tapi kemudian ia menjadi desertir. Hidupnya dilanjutkan sebagai backpacker keliling dunia dan terdampar menjadi staf di kios fotokopi Copy Cabana. Hidup lusuh dan minim motivasi.

Pada suatu hari, Ethan mendadak tewas dalam sebuah kecelakaan. Di pemakaman, Jerry kembali bertemu dengan keluarganya setelah tiga tahun tak ada kabar. Reuni itu berakhir dengan ketegangan antara Jerry dan sang ayah, yang menyelipkan cek US$ 1.000 di tas putranya itu.
.
Tanda petaka dimulai di sebuah anjungan tunai mandiri, saat Jerry mencairkan cek itu. Uang di rekeningnya berlebih US$ 750 ribu! Bukannya senang, Jerry panik dan berlari pulang. Masuk ke kamar sewaan yang bayarannya tertunggak, Jerry makin kaget menemukan tumpukan dus berisi senjata berbagai jenis lengkap dengan amunisi, tumpukan amonium nitrat--bahan pupuk yang bisa diolah menjadi bom, dan berbagai paspor atas namanya.

Lalu, telepon genggamnya berdering. Suara seorang perempuan menyuruh dia lari dalam hitungan detik, karena tim FBI tengah mendekat. Jerry tertangkap dan diinterogasi oleh agen Thomas Morgan (Billy Bob Thornton). Jerry berkeras menyatakan dirinya dijebak. Saat ditinggalkan sendiri di sebuah ruangan, si penelepon misterius menghubunginya dan membebaskan Jerry melalui jendela yang dihantam dengan sebuah crane.

Eagle Eye adalah techno-thriller bertema "Big Brother is watching you". Kemudahan dan integrasi teknologi dalam kehidupan membuat profil seseorang bisa dilacak. Telepon genggam, rekening bank, rekam jejak transaksi di Internet, surat elektronik, kamera pemantau, dan satelit, semua bisa dipakai membuntuti dan melacak dokumentasi seseorang.

Ide awal Eagle Eye muncul di kepala Steven Spielberg, produser eksekutif sejumlah film laris. Makan waktu bertahun-tahun untuk mengendapkan ide itu agar tak terlalu condong ke sci-fi. "Saat itu, teknologi belum terintegrasi dalam masyarakat seperti sekarang ini," kata penulis sekaligus produser Alex Kurtzman. Akhirnya, pada 2006, Spielberg membawa ide itu ke Kurtzman.

Adegan kejar-kejaran yang sambung-menyambung, dan berbagai adegan aksi berefek spesial di film ini bisa cukup menghibur penonton. Akhir film? Standar Hollywood. Untungnya, tak ada keintiman yang dipaksakan antara Jerry dan Rachel.

Situs rottentomatoes.com menilai, Eagle Eye banyak meminjam plot-plot dari film-film terdahulu yang sudah diakui keren. The Internet Movie Database (imdb.com) memberi rating 7 dari 10 untuk film ini.

Lalu, suara siapakah si penelepon misterius di film itu? Di kredit film tak ditemukan siapa pengisi suaranya, sebab aktris pemilik suara itu, menurut IMDB, memang memilih tak diberi kredit. Dia adalah Julianne Moore.
.
(Ibnu Rusydi)
Judul: Eagle Eye
Sutradara: D.J. Caruso
Pemain: Shia LaBeouf, Michele Monaghan, Rosario Dawson, Billy Bob Thornton
Genre: Action, Thriller Durasi: 118 menit


Iklan di bioskop jaman dulu said:
Saksikan di bioskop-bioskop kesayangan Anda!
:)