20081009

[Film] LASKAR PELANGI (In My Opinion)


Laskar Pelangi. Akhirnya Senin malam kemarin, sempat juga nonton film Laskar Pelangi... Penasaran juga... sebagus gimana, gitu..... Pikir-pikir, sayang lah kalo dilewatkan... Daripada menyesal gak sempat atau gak kebagian nonton waktu film ini tayang di bioskop, jadi Senin malam kemarin itu saya sempatkan untuk nonton.

Film Ramai Penonton. Film ini masih ramai juga ditonton... Padahal sudah tayang dua minggu, tapi penonton masih full house, sampai bangku ke paling ujung dan paling depan. Saya kebagian tiket yang malam, jam 9an, dan masih banyak anak-anak juga, kasian juga, anak-anak dapatnya yang malam... Mestinya, orang-orang dewasa pada ngalah kali ya... kasih prioritas ke anak-anak supaya dapat yg jam sore... :)

Lumayan Bagus. Secara keseluruhan, film ini menurut saya, lumayan bagus, menarik untuk diikuti ceritanya, dan moral story nya inspiratif, walau masih agak klise, dan endingnya mudah ditebak. Tapi untuk ukuran film Indonesia hari gini... ya not bad lah ya... Suatu achievement yang perlu direcognized juga.

Catatan.

Cuman, ada beberapa hal dari film ini, yang buat saya jadi poin yang mengusik juga........ :

(1) Penghargaan pada para pemeran anak-anak Laskar Pelangi. Kenapa nama-nama pemerannya, yang di-recognized di poster film, yang disebut/dicantumkan di poster film, hanya nama-nama aktor/aktris dewasanya, (Cut Mini, Ikranegara, Mathias Muchus, Tora Sudiro, dsb). Tapi nama pemeran tokoh anak-anak Laskar Pelangi nya malah gak dituliskan di poster filmnya...

Sekarang coba perhatikan poster filmnya, padahal di situ di poster film nya, bukankah itu anak-anak pemerannya itu... dan anak-anak itu lah pemeran utama dari film ini... (paling tidak: tokoh Lintang, Ical, Mahar, yang anak-anak). Menurut saya, justru anak-anak itu lah yang lebih berhak untuk dicantumkan namanya di poster film itu .... bersama Cut Mini, Ikranegara. Malah Tora dan Mathias Muchus, namanya gak muncul di poster pun tidak apa, toh mereka bukan leading role kan di film itu.....

Bahkan, di credit title yang muncul di bagian terakhir film... nama anak-anak pemeran tokoh anak-anak Laskar Pelangi itu pun, munculnya dikebelakangkan, malah lebih didahulukan nama tokoh pemeran Lintang dewasa, Ical dewasa; yang secara di film itu, kemunculan mereka cuma di menit terakhir film!

Sungguh, film ini jadinya tidak memberikan penghargaan pada tempat terbaik untuk anak-anak pemeran Laskar Pelangi itu.... yang seharusnya mereka berhak mendapatkannya!

(2) Gagal Mengangkat Tema Keberagaman. Terkait tokoh Akiong di film ini. Satu hal yang buat saya mengganjal adalah pembuat film ini (atau si pembuat cerita? saya tidak tahu pasti, saya belum baca novelnya; hanya lihat film nya ini) menurut saya terlalu menggampangkan; main pukul rata saja. Mengapa? Coba kita perhatikan.. .di film ini, Akiong jelas-jelas ditunjukkan bahwa dia adalah anak dari keluarga Cina. Tapi di adegan anak-anak Laskar Pelangi itu sholat berjamaah di sekolah, tokoh Akiong cilik juga ditunjukkan ikut sholat berjamaah.

OK lah, kalau memang di cerita itu, Akiong adalah muslim, walau dia anak dari suku Cina/Thionghoa. Tapi sayang seribu sayang, film ini jadi kehilangan poin yang bagus, untuk memunculkan atau mengangkat poin atau tema keberagaman atau multikulturalisme atau keanekaragaman atau pluralitas.
Padahal, Pelangi itu terdiri atas tujuh warna beragam bukan? Mejikuhibiniu :)

In My Humble Opinion. Di imajinasi saya, akan lebih baik kalau di film itu, dan lebih lazim, kalau Akiong di film itu digambarkan ketika teman-temannya yang lain sholat berjamaah, tokoh Akiong ini tidak ikut sholat, karena dia bukan muslim, tapi Akiong misalnya saat itu lagi berbincang-bincang dengan Ibu Guru Muslimah (yang sholatnya jadi "mengalah" tidak ikut berjamaah, tapi menyusul, karena "berkorban" pula, untuk menemani Akiong, yang karena "berbeda" jadi Akiong sendiri ketika teman lain yang muslim sedang menjalankan ibadah sholat lima waktu. Momen ini sungguh akan bisa menjadi point plus, untuk memunculkan pula keberagaman, menghargai perbedaan di antara kita.

Bukankah, di masyarakat kita, yang masih sulit itu, salah satunya adalah: menghargai keberagaman, bahwa ada perbedaan di antara kita, perbedaan yang perlu dikenali, diakui, dan bukan untuk jadi pengganjal, bukan untuk menyamaratakan apa yang tadinya berbeda.

Just sharing my opinion. Demikian, satu-dua poin dari film ini, yang buat saya cukup mengganjal . :) :) Semoga apa yang saya sampaikan di atas, dapat cukup jelas dan dapat dipahami yah... Sorry kalo ada kata atau kalimat yang mungkin membingungkan... But, let's make it the point of discussion.

This is just a sharing of my humble opinion.






--------------------------------



Pictures were taken from:




No comments:

Post a Comment

How About You? Wanna Share Your Mind/Experience? Just feel free to write down here :