20080603

The Ways to The Happiness: The Favourite Things and A Little Obsession


BAGIAN SATU : The Way of Happiness

Beberapa waktu silam, seorang teman mengajak berbicara tentang kehidupan. Berat juga yang dibahas, yaitu tentang Kebahagiaan. Pikiran-pikiran yang memenuhi benaknya waktu itu adalah apakah ia merasa bahagia dalam hidupnya, ukuran apa yang relevan bagi dirinya untuk merasa bahagia, lalu sampai pada pertanyaan bagaimana mencapai kebahagiaan itu.

Singkat kata kami tiba pada beberapa kesimpulan masing-masing. Teman saya itu menyimpulkan beberapa ukuran-ukuran yang menurut dia penting dalam hidupnya sebagai arah dia untuk mencapai kebahagiaan. Saya lalu menambahkan, dengan sedikit mengutip teori dan konsep dalam psikologi, bahwa kebahagiaan itu sangat tergantung pada subjective values. Kebahagiaan itu tergantung pada hal-hal apa yang dianggap penting dan bernilai bagi seseorang. Pencapaian hal-hal yang penting dan bernilai itu memberikan sensasi bahagia pada seseorang. Maka dari itu, makna kebahagiaan bagi tiap orang dapat berbeda-beda.

BAGIAN DUA : Questions of Life

Beberapa waktu kemudian, di sela kesibukan menyelesaikan beberapa tugas, saya iseng-iseng berhadiah, melempar semacam Quiz berupa Survei kecil-kecilan, ke sebuah milis. Ada 4 pertanyaan, yang saya ingat saya tanyakan waktu itu. Pertama, peristiwa apa dalam hidup Anda yang pada saat itu Anda merasa bahagia. Kedua, hal apa yang paling membuat Anda merasa cemas. Ketiga, apabila besok pagi Anda terbangun dari tidur, lalu menemukan hidup Anda dimulai dari titik nol, apa yang Anda harapkan. Keempat, apabila Anda terlahir kembali dalam kehidupan berikutnya (reinkarnasi), Anda ingin hidup sebagai apa/siapa ...

Quiz Intermezo itu sempat direspon oleh tujuh orang teman, yang menjawab secara spontan dan terpisah. Dari sekedar intermezo, mendapati jawaban dari tujuh orang teman yang dengan serius menjawab, saya jadi tergerak untuk mencermati jawaban-jawaban itu, menganalisis, dan berusaha menemukan "benang merahnya". Saya langsung praktekkan metode analisis data kualitatif, dengan metode pattern matching analisis, dengan tahapan matriks kesimpulan.

Quiz intermezo tentang Questions of Life itu menghasilkan temuan yang menarik. Kesimpulan dari Quiz itu, ternyata mengkonfirmasi kesimpulan dari bincang-bincang saya dengan teman saya sebelumnya (yang saya ceritakan di bagian awal tulisan ini).

Temuan dari Quiz tentang Question of Life, antara lain menunjukkan bahwa kebahagiaan dirasakan ketika seseorang mencapai atau mendapatkan hal-hal yang baginya bernilai dan penting. Hal-hal itu antara lain adalah pencapaian prestasi akademik, pencapaian karier, pencapaian keutamaan dalam hidup rohani, dan pencapaian materi. Sedangkan, kecemasan adalah kekuatiran kehilangan atau tidak mendapatkan hal-hal yang dipandang bernilai itu. Kecemasan yang paling besar adalah ketidakpastian untuk memperoleh hal-hal tersebut.

Bila hidup dimulai dari titik nol, ada dua penafsiran tentang ini. Ada yang memahaminya sebagai menemukan dirinya pada suatu waktu dengan keadaan tidak punya apa apa sama sekali, dan ada yang memahaminya sebagai menemukan dirinya pada suatu waktu pada satu titik awal (start) untuk memulai hidup. Bagi yang memahaminya sebagai keadaan tidak punya apa apa sama sekali, mereka berharap mendapatkan kemampuan untuk menjalani hidup. Kemampuan yang mereka harapkan bersifat internal, dari dalam diri, yaitu memiliki akal budi untuk dapat hidup. Sedangkan bagi yang memahainya sebagai suatu titik awal, mereka berharap pada saat itu punya semangat untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.

Bila mendapat kesempatan untuk hidup lagi (terlahir kembali), sebagian orang berharap tetap menjadi dirinya seperti sekarang ini, namun dalam keadaan yang lebih baik. Sementara sebagian orang lainnya, berharap menjadi sosok orang lain yang lebih hebat.


BAGIAN TIGA : The Favourite Things & A Little Obsession

Beberapa hari lalu, saya kebetulan menyempatkan diri untuk menonton sebuah film. Bukan film itu yang ingin saya bahas di sini. Namun apa yang saya temukan rasakan dalam pengalaman nonton itu. Saya menonton film Nim's Island. Saya waktu itu pergi ke bioskop sendiri. Sore hari itu kebetulan di kantor sedang santai, semua tugas sudah selesai. Time to refresh and relax. Saya sebelumnya tidak terencana untuk menonton seorang diri. Sebelumnya saya coba kontak teman-teman yang biasa nonton bareng, tapi kebetulan sedang tidak available. Jadilah saya pergi menonton sendiri. Namun justru di situ, saya menemukan 2 hal yang baru saya sadari, yang menambah pada pemikiran The Ways of Happiness.

Dua hal yang saya temukan (saya sadari, tepatnya, karena mungkin sudah diketahui sebelumnya, namun baru betul-betul saya rasakan dan pahami pada saat itu). Dua hal itu adalah (1) My Favorite Things, dan (2) My Little Obsession.

Di pengalaman menonton film Nim's Island itu, saya mendapatkan hal-hal yang saya sukai: menonton film, menikmati cerita petualangan yang menarik, mendapati akting Jodie Foster dan Gerard Butler yang bagus, mendapati gambar-gambar scene film dan framingnya yang menurut saya bagus sekali. Ditambah hal-hal menarik, yang memenuhi "obsesi" saya. Saya dari dulu terobsesi dengan karya musikal Phantom of The Opera (original story by Gaston Leroux, musical by Andrew Lloyd Webber). Segala hal yang berkaitan dengan Phantom of The Opera ini, menjadi kesukaan bagi saya, menjadi my little obsession :) Hubungannya dengan film Nim's Island, aktor Gerard Butler ini adalah pemeran Phantom di film Phantom Of The Opera (Warner Bross, 2004). Hal penting gak penting, sebetulnya. Tapi itulah yang saya sebut "my little obsession" :) Anda tentunya paham pula :)

Melakukan hal-hal kegemaran kita, mendapati hal-hal kesukaan kita pribadi, merupakan saat-saat membahagiakan juga. Entah dalam skala kecil atau besar. Mendapati hal-hal yang kita inginkan atau harapkan, dengan bebas independen, tanpa tergantung pada persetujuan atau penilaian orang lain, yang betul-betul dapat kita nikmati, adalah suatu kebahagiaan juga.

Mendapati atau mencapai hal-hal yang menjadi obsesi kita, merupakan saat-saat membahagiakan juga. Entah dalam skala kecil atau besar. Namun, obsesi yang berlebihan, seperti kita pelajari dari pengalaman pribadi maupun dari pengalaman banyak manusia di bawah langit, dapat menjadi tidak baik pula. Namun intinya di sini adalah, my favorite things + a little obsession = such a personal happiness, too.

Bagaimana dengan Anda ?

No comments:

Post a Comment

How About You? Wanna Share Your Mind/Experience? Just feel free to write down here :